66. Sad boys

1985 Words

Happy Reading Sudah beberapa waktu berlalu, di bawah alam sadarnya. Oceana bersusah membuka mata dan mengerakkan tangannya namun entah kenapa kelopak matanya enggan terbuka seolah ada lem yang menempel sedangkan tangannya terasa begitu berat. "Lakukan sesuatu, ini udah berjam-jam lamanya tapi dia belum siuman juga.” “Kami sudah memeriksanya dan beliau baik-baik aja dia hanya butuh waktu untuk siuman.” “Kalo gitu periksa lagi sampe dia bangun!” “Tenang dulu—” “Hei, apa perlu saya beli rumah sakit ini, baru kau bisa memeriksanya, begitu!” “Baik, saya akan periksa kembali.” Samar-samar telinga Oceana mendengar suara marah seseorang. Dengan susah payah, Oceana kembali mengerakkan jarinya. Pergerakan itu tak luput dari perhatian dokter. “Jarinya bergerak, sebentar lagi nona ini aka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD