99

521 Words

Dimas duduk di teras belakang sambil menikmati kopi buatan Sekar, istrinya. Ya, Sekar sudah SAH ia persunting menjadi istri. Itu harapan Dimas dan Sekar dari dulu. Menikah secara SAH, agar apa yang mereka nikmati selama ini tidak menjadi dosa besar. Walaupun sudah terlambat. Tetap saja, mereka berusaha keras agar kata terlambat itu tak lagi menjadi kegelisahan bagi keduanya. Seharusnya, Dimas dan Sekar senang, mereka menikah, bukan malah seperti hubungan yang biasa saja dan malah terasa hampa. Dimas menyeruput kopi hitam dan kembali diletakkan di meja lagi sambil menerawang ke arah depan. Padangannya tajam tanpa kedip. Pikirannay tak karuan tertuju pada Meta yang saat ini tak lagi di ketahui keberadaannya. Sudah beberapa hari ini, Dimas menghubungi pihak rumah sakit dan sama seklai tida

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD