Keabsurdan pengantin baru yang menikah tana cinta itu terlihat mulai terbuka di depan umum. Mulai dari jalan yang harus bergandengan tanagn dengan posesif dan menunjukkan keromantisan mereka yang sbenarnya adalah sebuah kepalsuan. Lebih tepatnya, mereka mencoba menerima takdir mereka. Meeting pagi ini sudah selesai tepat di jam istirahat untik makan siang. Meta terlihat kelelahan dan terduduk bersandar di kursi rapat. Ia menutup berkas dan laptopnya sambil menarik napas dalam. Dimas yang duduk di dekatnya langsung menarik kursi Meta dan mengecup pipi Meta denagn penuh kasih sayang. Kedua mata Meta langsung membuka. Untung saja, ruangan rapat itu sudah sepi dan tidak ada orang sama sekali. "Apaan sih, Dim ..." ucap Meta tak suka. "Biar gak lelah," jawab Dimas santai. "Gak capek kok,"