Samuel POV
Tepat jam sembilan malam, aku melangkah ke lantai dua untuk menghadiri acara bachelorette party Kimtan. Kimtan, teman mama yang akan menikahi cinta lamanya, Ariana, besok. Perasaan mereka seperti cinta yang tak pernah mati, hanya terpendam lama, dan akhirnya saat bertemu lagi dalam reuni. cinta itu bersemi kembali . Aku selalu percaya, pertemuan seperti ini, di mana crush masa SMA bertemu lagi, selalu ada kemungkinan CLBK : cinta lama bersemi kembali. Apalagi jika keadaan mereka seperti Kimtan dan Ariana, yang sudah bercerai dan belum menikah.
Namun, ada alasan lain mengapa aku tertarik pada Kimtan. Tadi, saat mamaku bercerita tentang pesta liar yang dia ikuti sehingga menyebabkan mamaku hamil diriku. Pesta yang disellengarakan di villa Budi di Brastagi, aku melihat ekspresi Kimtan yang sedikit terkejut. Itu membuatku curiga, apakah dia tahu lebih banyak tentang kejadian yang terjadi di sana. Apakah dia mungkin ayahku? Atau, kalau bukan, mungkin dia tahu siapa yang hadir di pesta itu. Aku ingin tahu siapa yang bersama mama saat itu. Jika Kimtan tidak ingat, aku punya rencana lain, aku akan mencoba mengambil sehelai rambutnya secara diam-diam dan melakukan tes DNA. Aku ingin memastikan apakah dia ayahku atau bukan karena dia juga hadir di pesta itu.
Kimtan itu tipe bad boy, yang dulu mungkin sering ikut pesta bersama teman-teman . Buktinya, dia tahu tentang pesta di villa Budi di Brastagi. Jadi, sejujurnya, aku bersedia menjadi groomsman Kimtan bukan hanya karena dia memintaku , tetapi juga untuk mencari tahu siapa ayahku. Tujuan keduaku, tentu saja, karena Amelia menjadi salah satu bridesmaid. Itu berarti aku bisa lebih dekat dengannya. Bukan karena Clara, seperti yang diinginkan mama.
Dengan langkah ringan, aku menaiki tangga menuju kamar Andika , tempat acara bachelorette party ini diadakan. Aku penasaran, apakah mereka akan menggelar pesta seperti bachelorette party yang sering terlihat di Amerika, dengan striptease atau wanita seksi?.
Begitu aku mengetuk pintu, Andika membukanya dengan senyum lebar. "Ah, groomsman termuda kita sudah datang," katanya, sambil memeluk bahuku.
"Eh, kok cuma sedikit yang hadir?" tanyaku, heran melihat hanya lima orang yang ada di kamar itu. Kimtan, Paul, Andika, Andreas, dan aku.
Paul yang menjawab, "Para suami-suami teman-teman cewek nggak mau ikut. Mungkin mereka merasa nggak nyaman karena nggak begitu kenal dengan kita karena kan dulu mereka bukan teman kita, mereka ikut reuni ini hanya demi menemani istrinya Jadi, yang hadir ya cuma teman-teman cowok yang memang satu kelas dengan kita saja, Yang sudah puluhan tahun jadi teman. Jadi, ya, ini aja semuanya."
"Oh, begitu," aku mengangguk, menerima penjelasan itu dan mengambil tempat duduk di ujung tempat tidur. dan bertanya " Jadi apa acara bachelorette party ini ?" Tanyaku karena tidak melihat ada acara khusus yang dilakukan, mereka hanya duduk di lantai kamar tidur ini dan mengobrol sambil makan kacang merek Garuda.
Kimtan yang menjawab " emang biasa ada acara apa di bachelorette party. Aku sungguh tak tahu."
" Kalau di Amerika sih, ada panggil sexy dancer, atau mungkin streaptease." Kataku.
" Ngak usahlah panggil yang gituan, aku sudah tua. Bisa menikah besok aja sungguh diluar pemikiranku. Aku bahagia sekali. " Kata Kimtan, matanya terlihat berbinar-binar,
" Iya, aku juga setuju, nggak usah lah pake acara bachelorette party ala -ala Amerika gitu. Kita ngobrol aja, Kim. cari nasehat dari Paul dan Andreas, bagaimana kehidupan berkeluarga yang baik. Lihat mereka berdua itu begitu harmonis dengan bininya." kata Andika
Kimtan mengangguk setuju dan kemudian menatap Paul. "Jadi Paul, bagilah pengalamanmu tentang pernikahan," tanya Kimtan, tampak sungguh-sungguh ingin mendengar nasihat dari Paul.
Paul tersenyum , memasukkan kacangnya ke dalam mulutnya lalu berkata sambil matanya terlihat menerawang "Aku sih, banyak belajar dari filosofi bapakku yang memberiku nasehat saat aku mau menikah. Bapakku bilang, semarah-marahnya kamu sama istrimu, selesaikan masalah itu hari itu juga. Jangan pernah dipendam, apalagi dibiarkan berlarut-larut. Karena wanita itu pendendam Mereka akan ingat kesalahanmu sampai kapan pun.
Kimtan dan Andika mendengarkan perkataan Paul dengan seksama, sambil mengangguk-anggukkan kepala mereka, seakan-akan menganggap setiap kata Paul adalah perkataan buru BP yang harus dituruti, Paul melanjutkan, "Itu kenapa aku nggak pernah pakai silent treatment. Kalau ada masalah, walaupun aku nggak merasa salah, aku tetap akan ajak ngobrol istriku. Aku akan minta maaf dulu, biar istri aku tenang. Dan, percaya deh, kalau kita udah minta maaf, mereka baru merasa puas. Wanita itu susah ditebak, tapi mereka itu seperti gajah, akan mengingat semua hal buruk yang kita lakukan selamanya, dan hal baik yang kita lakukan beberapa saat saja."
Paul tertawa kecil, lalu menambahkan, "Jadi, kalau kamu mau selamat, jangan sampai kamu lebih sering bikin salah daripada bikin baik, nanti kamu nggak keburu nyari penghapusnya."
Keempat lelaki yang pernah menjadi teman sekelas itu tertawa terbahak-bahak, suasana terasa hangat dan penuh canda. Andreas, dengan senyum lebar, mulai melontarkan sebuah kutipan humor "Makanya ada humor yang bunyinya begini, 'Marriage is a relationship in which one person is always right and the other is a husband.' Jadi, kita harus banyak sabar menghadapi wanita yang selalu merasa benar, supaya perkawinan kita tetap aman dan sejahtera."
Mereka semua tertawa mendengar lelucon itu, suasana semakin santai. Kemudian Andika ikut bicara, “Aku dulu juga selalu melakukan semua yang kalian katakan, meskipun tidak merasa salah, aku tetap minta maaf, selalu diam, dan bersabar kalau istriku ngomel. Karena aku ingat quote yang bilang, 'Istri selalu benar.' Tapi hubunganku dengan istriku juga tidak bisa bertahan, eh dia tetap minta cerai.”
Kimtan langsung menyahut, “Kalau kamu kan cerainya karena kalian terlalu lama tinggal terpisah. Dia di rumah orangtuanya, karena tidak mau ikut kamu ke tempat tugas. Jadi inti pernikahan yang langgeng itu, suami istri tidak boleh tinggal terpisah, pasti lama-lama hubungan akan mendingin."
" Oo.. Jadi istrimu nggak pernah ikut kamu ke tempat tugas?" Tanya Andreas
"Nggak pernah, dia nggak mau. Katanya dia nggak biasa tinggal di mess sederhana para tentara. Jadi aku sebulan sekali aja ketemu dia dan selalu aku yang balik ke Semarang, dia sama sekali tidak mau datang ke messku " kata Andika.
" Makanya, harusnya kamu sebagai tentara, cari istri yang siap diajak pindah-pindah tugas, jangan cari istri yang tidak bisa hidup susah." Kata Paul memberi nasehat.
" Iya, aku dulu salah memilih, aku tidak tahu dia tidak mau ikut aku tinggal di Mess. Makanya aku sampai sekarang belum menikah, karena kan cewek sekarang jarang yang mau diajak susah,"
" Pasti ada Andika. Jangan putus harapan.." Kata Kimtan "Buktinya aku menikah juga dengan Ariana yang aku cintai dari SMA."
" Atau kamu sama Anneke aja. Andika" Goda Paul sambil mengerlingkan matanya padaku dan aku tertawa
" Nggak Ah.. Dia mana mungkin mau hidup susah bersamaku. Dia uda terbiasa hidup bebas di Amerika. Iya kan Sam?" Tanya Andika padaku
" Nggak tahu juga aku. Tanya aja ke mamaku. Mana tahu dia mau. " Jawabku sambil mengangkat bahu.
" Nggak deh, aku mau cari wanita yang benar-benar bisa ikut aku susah, yang mau tinggal bersamaku di mess tentara. Aku tidak ingin lagi mengulangi kesalahan yang sama. Kasihan anakku, kalau pernikahanku gagal lagi." Katanya sambil menerwang. Lalu dia berkata " Udah. udah jangan lagi berbicara tentang diriku, malam ini adalah milik Kimtan, malam terakhir dia menjadi seorang bujangan. Besok sudah ada istri yang mengikatnya." Kata Andika menepuk bahu Kimtan.
" Iya, tapi aku sudah puas sih jadi bujangan dan hidup bebas selama puluhan tahun. Jadi sudah saatnya , aku kini hidup terikat bersama wanita yang aku cintai." Kata Kimtan dengan mata berbinar
"Benar Kim, kamu itu puas banget deh pasti, Dari kita remaja, kamu sudah puas menikmati hidup. Ikut pesta ini itu dari pesta yang diadakan kakak kelas, adik kelas, semua kamu ikuti. Nggak seperti aku, yang dulu, mau ke pesta ulang tahun teman aja, minta izinnya susah, ayahku kan ketat banget dulu. Benar-benar aku hanya boleh ke sekolah. Kegiatan pesta, dugem , semua aku tak pernah ikut." kata Andreas, yang memang tampak sangat alim dan bertampang cowok baik-baik.
Mendengar perkataan Andreas itu, aku langsung mengambil kesempatan untuk bertanya lebih jauh pada Kimtan " Maaf Kim. boleh aku bertanya?"
" Kamu nggak mau panggil kami Om ya?" Tanya Kimtan padaku
" Nggak deh, usiaku dan usia kalian tidak terlalu beda jauh kok, jadi aku pake gaya Amerika saja, semua panggil nama, biar kalian juga merasa lebih muda." Jawabku, lalu mengulang pertanyaanku padanya.
Kimtan mengangguk dan berkata " Mau tanya apa?"
" Kamu tahu tentang pesta yang diikuti mamaku sampai membuat mamaku hamil diriku? Masih ingatkah kamu, siapa saja yang hadir ke pesta itu?" Tanyaku
Pertanyaanku membuat Kimtan terkejut. Wajahnya seketika berubah ragu, seolah-olah dia sedang mempertimbangkan jawabannya dengan hati-hati. Ada keraguan di matanya, namun aku menatapnya dengan penuh harap, penuh permohonan agar dia memberi jawaban yang bisa membawaku lebih dekat pada kenyataan . Suasana menjadi hening. Di tengah keheningan itu, suara lembut dari lagu Answer Me yang dinyanyikan Nat King Cole terdengar mengalun dari Channel Music TV, seakan menjadi pengiring penantianku. Liriknya yang penuh perasaan membuat hatiku semakin gelisah
"You must know I've been true,
Please answer me, My love,
Answer me, My love..."
Lagu itu bagaikan suara hatiku yang tak pernah berhenti bertanya.Apa yang akan dia katakan? Apa yang akan aku temukan setelah pertanyaan ini terjawab? Aku menunggu......