Pagi itu di rooftop Hotel Niagara, suasana begitu tenang. Clara dan Andika duduk berdua, menikmati panorama Danau Toba yang megah. Tangan mereka bertaut erat, sementara lengan Andika melingkar hangat di bahu Clara, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Andika menatap Clara dengan lembut sebelum bertanya, “Kata mamamu, jam sepuluh nanti aku disuruh video call dengan kakekmu untuk mengabari bahwa aku bermaksud menikah denganmu di tanggal 11 Januari ini. Setelah itu, menurutmu, apakah aku perlu menghubungi ayahmu juga?” Clara mengerutkan kening, wajahnya berubah dingin. “Tidak usah. Jangan buang waktu untuk lelaki tak berguna itu. Aku sudah mengusirnya dari hidupku sejak dia menghianati mama , mendamprat sugar baby-nya dan mengusir mereka dari apartemenku.” Andika menatap Clara, mencoba