16. Makan Malam Pertama

1168 Words

Habis magrib, udara desa terasa lebih sejuk dari biasanya. Di langit, bintang mulai bermunculan satu per satu, sementara suara jangkrik terdengar bersahutan dari arah kebun belakang rumah. Arman melangkah mantap menuju rumah Bik Ningsih. Setelah hari yang panjang di proyek, rasanya rumah sederhana itu seperti tempat yang damai untuk menenangkan pikiran. Begitu sampai di depan pagar bambu, Arman mengetuk pelan sambil memanggil, “Assalamualaikum…” Tak lama, suara lembut Bik Ningsih terdengar dari dalam, “Waalaikumsalam… oh, Pak Arman. Silakan masuk!” Bik Ningsih menyambutnya dengan senyum ramah. Di usia senjanya, wajah wanita itu memancarkan ketenangan. “Pak Arman ambil makan malam? Tadi sore sebenarnya Wawan sudah mengantarku ke rumah Pak Arman. Tapi rumahnya kosong katanya. Baru saja sa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD