Bab 87 Kisah yang Retak

1204 Words

Mentari baru saja naik di balik pepohonan magnolia. Cahaya keemasan menyusup lewat jendela kaca besar rumah keluarga Mahardika, menyentuh ubin marmer yang dingin dan berkilau. Semua tampak indah, seolah tak ada luka yang tertinggal dari malam panjang yang baru berlalu. Akan tetapi di balik aroma roti panggang dan kopi hitam yang menyeruak dari dapur, ada sesuatu yang nyaris tak bisa didefinisikan yaitu keheningan yang sarat dengan amarah yang belum padam. Rania berdiri di sana, mengenakan gaun santai berwarna krem, rambutnya digelung asal. Ia menatap panci sup di atas kompor, padahal air di dalamnya sudah lama berhenti mendidih. Ia hanya butuh sesuatu untuk dilakukan, sesuatu yang bisa membuatnya tidak memikirkan wajah Gibran atau ciuman mantan suaminya dengan Nayla waktu menikah yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD