Bab 62 Tegang

1032 Words

Gibran terus mengamati dari jauh. Amarahnya mendidih. Ia ingin terus dan mengeluarkan segala yang ada di hatinya, tapi sekuat tenaga dia berusaha menahan diri. Matanya tak lepas dari jendela itu. Ia melihat Tirto muncul sebentar, menyerahkan sesuatu pada gadis itu—sepertinya obat atau segelas air putih. Rania menerimanya dengan wajah lesu, namun ada keteduhan samar di sana, seolah ia sudah terbiasa berada di tempat itu. “Tidak… tidak mungkin,” Gibran menunduk, kepalanya berputar hebat. Selama ini ia berjuang melawan keluarganya, melawan ayahnya, bahkan melawan dirinya sendiri demi satu nama: Rania. Tapi yang dilihatnya malam itu justru menusuk d**a. Perempuan yang ia cintai… tinggal bersama pria lain, yang tak lain adalah mantan kekasih tunangannya sendiri. Amarah dan luka berpadu menj

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD