Bab 63 Maafkan aku, Ma!

1196 Words

Gibran menutup pintu ruang kontrakan Tirto dengan napas berat. Tirto menatapnya datar, menahan komentar, lalu berkata singkat, “Sudahlah, Pak Gibran. Pulanglah. Jangan buat keributan lagi malam-malam di sini. Rania perlu tenang.” Gibran mengangguk, meski dadanya masih panas. “Aku… aku akan pulang. Tapi aku tidak akan menyerah, Tirto. Tidak pernah.” Langkahnya berat menuruni tangga, menuju mobil. Malam itu, lampu kota berpendar redup di jalanan sepi. Di dalam hati, satu tekad membara bahwa kalau ingin merebut kembali Rania, ia harus menghadapi ayah dan ibunya. Tidak ada lagi jalan mundur. Keesokan harinya, Gibran berdiri di ruang tamu rumah mewah keluarganya, dadanya berdebar keras. Dia datang untuk memberitahukan perasaannya, tidak peduli apa yang akan dikatakan oleh ayah dan ibunya, Gi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD