Bab 98 Langit Berbeda

1190 Words

Pagi itu langit Jakarta pucat seperti kertas yang baru dibasuh air. Udara masih lembab sisa hujan dini hari, dan kaca besar di terminal keberangkatan internasional memantulkan bayangan orang-orang yang bergegas membawa koper, wajah-wajah yang penuh cerita. Rania berdiri di depan kaca itu, memandangi pesawat yang bersiap lepas landas di kejauhan. Embun yang menempel di kaca membuat bayangan pesawat tampak kabur, seperti masa depan yang belum tentu bisa ia baca. Ia mengenakan coat krem panjang dan syal tipis—syal yang Arga ulurkan tadi pagi sebelum mereka berangkat. Syal itu masih menyimpan sedikit aroma sabun lembut dan hangat tubuhnya. Rambut Rania dikuncir rendah. Ia tampak tenang, tapi ada sesuatu di matanya yang membuat waktu terasa lambat—seperti seseorang yang sedang berusaha meng

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD