Bab 97 Hati yang Hancur

1266 Words

Lampu kantor sudah lama meredup, tapi satu ruangan di lantai paling atas masih menyala. Dari balik dinding kaca yang membentang dari lantai ke langit-langit, terlihat siluet seorang pria duduk diam di balik meja kerjanya. Jas hitamnya sudah tak beraturan, dasi longgar, dan rambut yang biasanya tertata kini berantakan seperti pikirannya. Gibran menatap gelas wiski di tangannya, cairan amber itu bergetar setiap kali ia menarik napas. Dua hari ini ia belum pulang. Bukan karena pekerjaan menumpuk, tapi karena rumahnya terasa lebih menyesakkan daripada ruang kantor yang sunyi ini. Rumah itu bukan miliknya. Rumah itu milik Nayla. Perempuan yang kini sah menjadi istrinya dengan senyum lembut di depan publik dan tatapan seperti belati saat pintu tertutup. Pernikahan yang digelar megah itu hanya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD