“Ira?” Alea terbelalak mendengar nama yang di sebut oleh Ken. “Kenapa bisa?” tanya Alea heran. Ken masih dalam posisi yang sama “Malam itu, aku menghubungi Ira menanyakan posisi kalian dan ternyata kamu sudah pulang. Lalu Ira mengingatkan aku kalau dua hari lagi kamu ulang tahun, padahal tanpa dia kasih tahu aku juga ingat. Dari sana lah dia memberi ide untuk mengerjai kamu. Dan akhirnya seperti ini. Kalau saja aku tahu kamu marah dan sesedih ini, aku pasti tidak akan menerima ide konyol dari Ira” Mengetahui dalang di balik semua kekonyolan ini, sepertinya membuat Alea tidak ingin marah terlalu lama dan membesarkan masalah ini lagi. Jika ia terus kesal pada Ken, bisa saja Ira akan terbawa dalam kemarahan, Ken. “Apa aku berlebihan marah sama kamu karena hal ini?” tanya Alea pelan. “