“Bagaimana hasil cek darahmu?” tanya Alvaro pelan, duduk di sofa sambil menuang segelas air putih untuk Reina. Reina bersandar santai di sampingnya. Tubuhnya terbalut kaus tipis dan celana pendek, seperti biasa, tidak ada kesan sakit di wajahnya. “Masih sama. Dokter bilang jantungku lemah karena stres. Katanya harus jauh dari tekanan.” Reina melirik Alvaro dengan senyum kecil. “Dan satu-satunya orang yang bisa bikin aku tenang cuma kamu.” Alvaro menatap air di gelasnya. Tak langsung menjawab. Ia teringat kata-kata dokter seminggu lalu. "Tuan De Luca, pasien butuh ketenangan. Kalau tekanan emosinya naik lagi, bisa fatal. Jaga jarak dari konflik. Hindari kejutan." Reina mendekatkan tubuhnya. “Aku tahu kamu belum bisa sepenuhnya menerima aku kembali. Tapi cukup biarkan aku di dekatmu, se