"Aku menyesal."
Suara Arielle terdengar pelan, nyaris hanya gumaman. Tubuhnya masih terbaring di ranjang besar yang semalam menjadi saksi kegilaan mereka. Selimut menutupi tubuhnya hingga d**a, tapi rasa malu tak bisa ia sembunyikan.
Alvaro berdiri tak jauh darinya, baru keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah, dan hanya mengenakan celana tidur hitam.
Dia menoleh cepat. "Apa?"
Arielle menarik napas. "Semalam... aku terlalu kehilangan kendali."
Alvaro berjalan mendekat perlahan. "Kau tidak kehilangan kendali, Arielle. Kau memilih. Sama seperti aku."
"Aku bukan wanita seperti itu," ucap Arielle, masih menunduk, tak berani menatap mata pria itu.
Alvaro mengangkat alis. "Wanita seperti apa? Yang tidak boleh menikmati suaminya sendiri?"
"Aku hanya istrimu untuk setahun," ucap Ari
