⚠️Aku menganggapmu seperti putriku sendiri⚠️

1115 Words

Pria itu meringkuk di sudut sel penjara rahasia milik jaringan Louise. Dinding-dindingnya terbuat dari baja dingin, tanpa jendela, tanpa jam, hanya lampu putih menyala sepanjang waktu yang perlahan menggerogoti kesadaran siapa pun yang tinggal terlalu lama di dalamnya. Louise berjalan perlahan ke depan jeruji, diapit dua orang penjaga bersenjata. Wajahnya tenang, tapi tajam seperti belati yang diselipkan di balik jas. "Sudah cukup aku beri waktu untuk berpikir. Sekarang kau akan bicara," ucapnya pelan. Pria itu mendongak. Matanya cekung, napasnya tak teratur, dan bau tubuhnya seperti bangkai yang tenggelam dalam bir murah. "Aku sudah cerita segalanya," gumamnya putus asa. "Belum," sahut Louise dingin. "Kau bilang Arielle anak angkatmu. Tapi asal-usulnya? Kau tak pernah menjelaskan dar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD