Pintu kamar bergetar ketika ketukan dari luar berhenti. Arielle masih mencengkeram manset jas orang di depannya, napasnya pendek-pendek. Ketika masker itu tersingkap separuh, dunia seakan mengecil. Wajah itu tak mungkin ia salah kenali. “Louise,” bisik Arielle, suaranya patah. “Kau.” Tatap mata di balik topi operasi itu tenang dan menusuk. Louise menyambar pergelangan tangan Arielle untuk melepaskan cekalannya. Matteo sigap menyelinap dari balik tirai dan menghantam lengan Louise. Bunyi bantingan klem logam jatuh menimpa lantai, memecah sunyi. Vial yang tadi pecah menyisakan aroma kimia samar. “Menjauh dari ranjang,” perintah Matteo tajam. “Lepaskan atau aku patahkan.” Louise menoleh separuh, tidak gentar. “Kau lambat hari ini, Matteo,” sahutnya dingin. “Aku heran Alvaro masih memperta