CHAPTER 26

1293 Words

Reanne terduduk diam di dalam kamar di apartemen yang ukurannya tidak terlalu besar, tapi tempat ini cukup nyaman untuk ditempati. Lokasi yang dipilih Aaron berdekatan dengan gereja kecil yang menjadi saksi pernikahan konyol mereka. Ia menahan tawanya karena pernikahan ini terkesan seperti kawin lari. Demi Tuhan, ia benar-benar akan tertawa. Ia tersentak saat pintu kamarnya dibuka pelan. Wajahnya tiba-tiba kembali merona saat melihat Aaron masuk ke dalam sambil melepaskan kancing kemejanya perlahan. Air muka Reanne tiba-tiba memucat. Astaga! Ini malam pertamaku! Walau kenyataannya ini jam tiga subuh, Reanne tetap tak bisa melupakan kalau mereka masih punya sekitar empat jam lagi sebelum matahari benar-benar terbit. Ritual malam pertama harusnya masih bisa terjadi, kan? "Oh, ka-kau hab

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD