Dua bulan setelah Pembatalan Pernikahan mereka akhirnya dikabulkan oleh pengadilan, Nakia berusaha menata hati dan pikirannya. Tidak mudah melewati itu semua, tapi ketegaran dan tekad yang kuat ada dalam dirinya. Berkat dua hal itu, perlahan dia bisa melewati hari-hari yang berat. Bangkit, meski dengan terseok-seok, demi dirinya dan anak yang ada dalam kandungannya.
Kini Nakia berniat tidak mau lagi memikirkan hal apa pun yang berhubungan dengan Radhi. Baginya pria itu layak untuk dilupakan, sebagaimana pernikahan mereka yang dicoret oleh KUA dan dianggap tidak pernah ada. Satu-satunya urusan yang masih tersisa di antara mereka, Nakia belum memberitahukan kehamilannya. Tunggu perasaanya sudah siap, maka detik itu juga dia akan mengatur pertemuan terakhirnya dengan Radhi.
Entah seperti ap
