Bab 13. Sentuhan Panas

1226 Words

Kanaya mengulas senyum liciknya mendengar perkataan Dewa. Ia mengangguk pelan lalu berkata. "Baiklah, aku akan menciummu," kata Kanaya dengan begitu santai. "Lakukanlah, aku menunggumu, Kanaya." Dewa tersenyum senang, ia menunjuk bibirnya, pertanda meminta Kanaya mencium dibagian itu. Kanaya masih tersenyum, ia mendekatkan wajahnya pada Dewa. Pria itu juga bersiap memejamkan matanya, menunggu ciuman dari Kanaya dengan sangat tidak sabar. Namun, apa yang didapatkannya? Sebuah pukulan keras di lengannya disertai teriakan yang sangat kuat di telinganya. "BANGUN WOIII! JANGAN MIMPI MULU!" Kanaya berteriak sekeras-kerasnya di telinga Dewa hingga gendang telinganya seperti akan robek. "Oh shittttt, Kanaya!" Dewa memaki karena kaget luar biasa, telinganya terasa sakit seketika. "Hahaha apa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD