Kanaya datang ke sekolah menjemput anak-anaknya setelah sebelumnya ia dan Dewa membawa barang-barangnya ke rumah. Pria itu berniat membantu merapikannya, tapi ternyata Dewa ada urusan dan pria itu pergi. Kanaya tidak keberatan, ia juga sungkan terus dibantu oleh Dewa. Ditambah apa yang terjadi hari ini membuat Kanaya merasa canggung, ia mendadak ingat ciumannya dengan Dewa tadi. Ia mengusap bibirnya, masih sangat teringat bagaimana Dewa menciumnya dengan penuh perasaan yang menggebu-gebu. "Astaga, kenapa aku terus kepikiran? Ciumannya tadi ...." Kanaya memukul kepalanya sendiri, mencoba menghilangkan pikiran gila itu. Akan tetapi yang teringat justru saat Dewa menyentuh pinggangnya dengan lembut, menciumnya dengan penuh perasaan. Semuanya Kanaya masih mengingat jelas. "Enggak-enggak, a