Udara di laboratorium itu semakin lembab dan menyesakkan. Asap tipis keluar dari celah pipa tua yang meneteskan air, bercampur dengan aroma logam dan bahan kimia. Dominick berdiri terpaku di depan tangki kaca yang kini kosong. Sedangkan Elira berdiri di hadapannya, masih basah oleh cairan bening, matanya yang berwarna perak berpendar lembut di antara kelam ruangan. "Jadi... ini yang kalian sembunyikan selama ini," gumam Dominick perlahan. "Penyelamatan hidupmu?" Imbuhnya Elira tersenyum samar. "Aku tidak pernah benar-benar mati, Dom. Aku hanya tertidur sambil menunggu waktuku tiba... menunggu kau kembali untukku." Dominick mengerutkan kening. "Kembali? Kau bicara seolah aku meninggalkanmu dan kita memiliki hubungan. Padahal aku bahkan tidak—" "Tidak ingat, ya?" potong Elira lembut. "K
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books


