Beberapa waktu hanya hening yang tercipta di tengah tangis seorang Amira yang begitu kecewa akan keputusan putranya. Sampai Kaivan, mengambil alih. Meminta Halim untuk kembali ke sisi Kikan, duduk bersamanya. Untuk Kikan pun, merasa begitu asing berada di sana. Jika bisa ikuti keinginannya, ia pasti sudah angkat kaki pergi. Dengan situasi seperti ini saja, sudah memberi ia jawaban jika pernikahannya dan Halim tidak mudah diterima. Kikan menarik napas dalam-dalam, menghalau desakan tangis yang ingin tumpah. “Tenanglah, Amira… Halim sudah pulang, kita dengarkan dulu penjelasannya.” Kata Kai yang akhirnya memecah hening. Kikan merasa pengganti orang tua di sana adalah kakak dari ayah Halim, tak lain Daddy Kai dan Mommy Anna, yang pendapatnya paling dibutuhkan dan dengarkan. Amira duduk