Rahasia Jenggala 6

1214 Words
"Loh kenapa lo?" Jelita duduk di bangkunya, menyimpan tasnya lalu melipat tangan dan menenggelamkan wajahnya di sana. Gita yang melihat kelakuan sahabatnya mengerutkan kening, ada apa dengan Jelita tidak biasanya gadis ini terlihat begitu lesu. Gita kembali menyalin PR temannya dengan tergesa tanpa memperdulikan Jelita. Toh, gadis itu akan membuka mulut jika memang dia ingin membaginya. Jelita memiringkan kepala menatap Gita yang sedang serius menulis. "Git?" "Hm." "Lo pernah nggak sih bingung sama perasaan sendiri?" "Maksudnya?" "Lo benci sama tuh orang tapi di sisi lain jantung lo berdetak kenceng kalau ketemu dia." Gita menghentikan tulisan di bukunya. Kepalanya menoleh menatap Jelita. "Ada sesuatu yang lagi lo pikirin?" "Semalem ...." "Yeah?" Gita menunggu kelanjutan cerita Jelita tapi yang ada pipi gadis itu memerah membuat keningnya mengerut. Jelita ini kenapa? Jelita menghela nafas, tanpa melanjutkan ceritanya dia kembali menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya. Jika dia bercerita pada Gita apa gadis itu akan mengerti atau memberinya solusi? Kejadian semalam benar-benar membuatnya tidak bisa berpikir, bahkan waktu sarapan tadi pagi dia hanya meminum susunya. Bayangkan seorang Jelita hanya meminum s**u di pagi hari. Jemita dan Jenita bahkan sampai menganga tidak percaya melihat Jelita. Tidak mungkin. Jelita itu anak yang rakus akan makan. Sarapan Jelita slalu berbanding terbalik dengan Jenita dan Jemita. Di saat Jemita dan Jenita memakan roti atau sereal tapi Jelita akan meminta nasi dengan tambahan beberapa lauknya. Ibunya-juwita- pun sama halnya melihat nasi goreng buatannya tidak di sentuh Jelita sama sekali. Kaget? Tentu. Juwita yang takut jika Jelita sakit bertanya tapi hanya tatapan kosong saja membuat semuanya khawatir. Jelita keluar rumah begitu lesu, Jenita bahkan menawarkan tumpangan untuk adiknya tapi Jelita menggeleng pergi begitu saja. Kejadian semalam membuat moodnya jelek. Gita yang melihat sahabatnya bertingkah seperti itu mengerutkan kening. Tidak biasanya Jelita seperti ini. Apa terjadi sesuatu? "Lo ada masalah?" Tanya Gita. "Hmm." "Coba cerita siapa tahu gua bisa bantu." Tidak ada jawaban. "Ibu Lo larang lagi buat ketemu sama idola Lo?" Masih tidak ada jawaban. "Lit, kenapa? Jangan bikin gua khawatir." Gita menggoyangkan pundak Jelita. "Salahnggaksihguajatuhcinta." "Hah? Lo ngomong apa sih?" Gita memukul punggung Jelita kesal. "Perasaanguaajaataugimana." Jika saja kondisi Jelita sedang dalam baik-baik saja, sudah sejak tadi Gita menarik rambut panjang hitam legam itu. "Lo ngomong apa sih Lit?" Gita merasa geregetan. Jelita menghela nafas, dia menoleh lalu memandang Gita. "Semalem ...." "Lit?" Jelita hanya bergumam. "Menurut Lo ...." Gita menunggu kelanjutan cerita Jelita. "Yeah menurut Lo ...." "Ah nggak tahu lah." Jelita kembali menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya. Gita yang melihat itu memaksa menarik kedua sudut bibirnya. Tangannya terangkat untuk menjambak rambut sahabatnya namun Jelita langsung menoleh. "Jantung gua slalu berdetak dua kali lipat kalau ketemu sama dia." Tangan Gita mengambang. Keningnya mengerut? Berdetak dua kali lipat? "Lo lagi jatuh cinta?" Giliran Jelita yang mengerutkan kening, "Jatuh cinta?" Gumamnya. Gita menurunkan kedua tangannya, melipat tangan di atas meja lalu menatap Jelita dengan pandangan antusias. Jujur jika memang yang di pikirkan nya benar, Gita akan mendukung siapapun laki-laki yang dekat dengan sahabatnya. Gita sudah lelah mendengar ke haluan Jelita yang slalu mengatakan dia memiliki kekasih yang jauh di negara sana. Hell! Siapapun yang mendengarnya pasti akan berasumsi jika Jelita sedang LDR dengan kekasihnya, padahal hal itu jauh sesuai ekspetasi. "Lo lagi suka sama siapa Lit?" Jelita menatap mata Gita, dia menggeleng. "Nggak usah bohong Lo. Kenapa nggak cerita sama gua kalau Lo lagi deket sama cowok?" "Nggak ada yang deket sama gua, Git." Cicit Jelita. "Nggak mungkin! Jantung Lo berdetak tiba-tiba itu pasti ada alasannya. Jujur deh, gua juga nggak bakal gimana-gimana kok." "Lo tahu sendiri kalau gua selama ini nggak pernah deket sama banyak cowok. Yeah mentok-mentok sama Fansboy dari luar negeri atau luar kota itu pun nggak mungkin." "Yeah terus siapa?" Gita benar-benar kesal, tinggal jujur aja apa susahnya sih gerutu hatinya. Jelita akan membuka mulutnya namun gebrakan di pintu masuk membuat keduanya terkejut. Di depan pintu ada seorang siswi yang terlihat tersengal-sengal. Jelita dan Gita saling berpandangan saat tahu siapa siswi itu. "Fie kenapa?" Tanya salah satu temannya. "Itu ...." "Itu apa?" Tanya teman satunya lagi. "J-jenggala ...." "KENAPA SAMA JENGGALA?" Jelita bahkan berteriak membuat semua penghuni yang ada di kelas terkejut. "Polisi ...." Jelita bangkit dari duduknya, dia tidak mendengar kelanjutan teman sekelasnya. Dia berlari keluar dari kelas, ada apa dengan Jenggala? Jantung jelita kembali berdetak, rasa sakit tiba-tiba di rasakan olehnya. Apa yang terjadi? Jenggala tidak apa-apa bukan? Kejadian semalam berputar di otaknya, tentang bagaimana Jenggala menciumnya. Yeah, Jenggala menciumnya dan itu di bibirnya. Bayangkan bagaimana reaksi semalam Jelita? Tentu saja terkejut dan shock. Bagaimana bisa Jenggala menciumnya sedangkan mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. Bahkan semalam Jelita seperti bukan dirinya karena dengan berani membalas ciuman laki-laki itu. Jelita malu! Benar-benar malu karena bisa-bisanya dia membalas ciuman laki-laki itu. Dan lebih mengejutkannya lagi, jantungnya seketika berdetak dua kali lipat dari biasanya. Telapak tangannya pun tidak sengaja memegang d**a Jenggala dan jantung laki-laki itu pun berdetak kencang sama seperti detak jantung miliknya. Wajah Jelita yang khawatir plus memerah membuat beberapa siswa-siswi yang mengenalnya mengerut heran. Nafas Jelita tersengal saat melihat Jenggala di giring oleh anggota kepolisian. Mata mereka saling bertatapan, Jelita benar-benar khawatir tapi laki-laki itu memberikan senyumnya. Terlihat dari gerakan bibirnya mengatakan tidak apa-apa. Tangan Jelita bergetar, dia benar-benar minim Informasi. Bisik-bisik dari siswa-siswi lain terdengar di telinganya. "Gua denger Jenggala nge-bunuh orang." "Hah serius?" "Iya, gua juga percaya nggak percaya sama tuduhan itu. Gua kenal Jenggala, dia bukan cowok kaya gitu." "Lo nggak lagi nyebar gosip kan?" "Nggak! Kalau nggak percaya liat aja di grup, semua orang lagi bahas dia." Dengan tangan bergetar, Jelita merogok saku roknya. Dia membuka aplikasi chat dan benar saja grup kelasnya begitu ribut. Jelita menarik nafas, lalu membukanya. Arman Jenggala bukan pembunuh. Gua tahu gimana dia. Mungkin dia cuman di jadiin saksi karena ada di tempat kejadian. Lutfi Tapi semua bukti mengarah sama dia Nggak mungkin polisi gitu aja nangkep dia. Cecil Gua masih nggak percaya ah kalau Jenggala jadi pembunuh Lagian kalian tahu kan, Jenggala itu bucin banget sama Jelita. Masa dia suka sama si korban yang ewww banget. Vanesa Eh, yang namanya nafsu tuh nggak ada yang tahu yah. Siapa tahu aja, Jenggala lagi mabok terus dia lakuin itu sama tuh cewek. Annette Terus dimana letak nge-bunuh nya ? Lagian, ngapain sih harus di bunuh kalau udah di ajak tumpang tindih Imel Bener tuh kata si Annette, Ngapain Jenggala nge-bunuh kalau udah di gitu Tita Mungkin ceweknya minta tanggung jawab kali Terus Jenggala nggak mau tanggung jawab jadi di bunuh. Gita Gua ss yah ketikan kalian! Kalau Jenggala bersalah, gua laporin kalian balik atas pencemaran nama baik tuh laki! Jelita memegang ponselnya dengan erat. Bagaimana bisa Jenggala jadi pembunuh? Bukankah semalaman suntuk laki-laki itu ada bersamanya? Bahkan mereka sempat mengupdate foto berdua di status w******p. Jelita membeku, luka. Yeah Jenggala memiliki luka. Apa jangan-jangan luka itu dari pemberontakan si korban? Tapi ... jika memang si korban memberontak, luka yang di dapat Jenggala bukan luka biasa. Semalam dia pun mencari luka lainnya tapi tidak ada selain luka yang menganga di lengannya. Jika teman-temannya mengatakan Jenggala mabuk, semalam bahkan Jelita berciuman dengan laki-laki itu tidak merasakan apapun. Jelita memukul kepalanya, kenapa bisa-bisanya berpikir tentang ciuman di kala genting seperti ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD