“Mulia sekali calon istri saya. Dengan sadarnya dia membagikan kiat-kiat untuk merebut saya. Hem… Anak nakal seperti itu, enaknya diberikan hukuman apa, ya?!” “Nggak tau,” tidak mau tahu lebih tepatnya. Ia merasa pembahasan seputar hukuman ini akan merugikannya. “Pak Udin udah nungguin. Awas!” Pintanya sembari mendorong Kamarudin. Sialnya tenaganya tak cukup besar untuk bisa menggeser sang calon suami. “Saya juga Udin. Udinya kamu..” “Shut the f**k up, Din! yang aku maksud Udin supir, bukan kamu! Minggir, Ah! Ngapain sih! Inget kita lagi ada dimana!” Otak dosennya tampaknya mengalami longsor atau tsunami makanya error. Mereka menjadi bahan tontonan sekarang. Para agen lambe-lambean kampus pasti senang. Mereka bisa memenuhi tugas sebagai pemersatu antar mahasiswa. “Saya antar pulang.”