Melebihi Ekspektasi yang Dibayangkan

1568 Words

“Why?” Kamarudin membuka kancing teratas kemejanya. Ia menyandarkan tubuhnya pada kepala kursi. Menatap Anya yang sepertinya begitu menantikan jawaban darinya. “Menurut kamu, kenapa?” tanyanya dengan sebuah seringaian. Pria itu bangkit meninggalkan kursi kerjanya. Berjalan mendekati Anya dengan tatap dan seringainya yang tetap bertahan. “Ya mana saya tahu!” balas Anya, berusaha sebisa mungkin untuk bersikap tenang. Ia tidak ingin terlihat gugup di depan Kamarudin. Tidak ketika dirinya tahu benar jika pria itu sedang ingin mempermainkannya. “Really, kamu tidak mengetahuinya?” Mengapa rasanya menjengkelkan ya? Sungguh Anya merasakan hal itu. Pria dihadapannya terlalu berbelit-belit hanya karena sebuah pertanyaan. Apa sulitnya memberikan jawaban, tanpa mengajak lawan bicaranya berputa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD