Hanya Senja-Lembar Keenam Puluh Satu

1117 Words

Suara kumandang adzan subuh yang terdengar samar-samar dari kejauhan, mulai mengalun dengan indah, menyapa indra pendengaran orang-orang yang sudah mengawali aktivitas harian, walau kegelapan langit masih menyelimuti bumi. Semilir angin dingin pun berulang kali berembus, membawa rintik hujan tipis, dari awan kelabu yang cukup tebal. Seorang pria tampan yang terlihat sangat segar, setelah mengambil air wudhu dari kamar mandi, nampak tengah berjalan menuju pojokan ruang perawatan, menggelarkan sejadah, lalu mulai menunaikan kewajibannya, bersamaan dengan seorang makmum bermukena, yang sedari tadi sudah menunggu di posisinya, sembari mengobrol singkat dengan sang ayah mertua, yang juga sedang menunggu putranya untuk mengimami ibadah mereka. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih lima menit,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD