Meski harus sambil menahan rasa sedikit nyeri, Leana berusaha menikmati pergerakan pelan yang Daniel lakukan. Sesekali Daniel mengusap keringat yang ada di keningnya yang timbul karena rasa tegang. Tapi yang namanya laki-laki kalau sudah mau sampai mana bisa pelan dan tidak ngebut. Bahkan sepertinya Daniel sudah tidak peduli dengan peringatannya. "Awhhh, Niel." Leana meringis antara menahan nyeri dan menahan nikmat. Bohong jika pergerakan cepat yang di lakukan Daniel tak memberinya kenikmatan. Tapi rasa nyeri yang ia tak tahu dimana letaknya membuatnya kurang nyaman. "Emang nggak bisa ya kalau nggak ngebut?" tanya Leana begitu sudah menemukan posisi yang nyaman setelah penyatuannya dengan Daniel selesai. "Sorry, Na, terbawa nafsu. Apa lo kesakitan banget dan tidak bisa menikmati?" "Bi

