9. Salah strategi

1301 Words
Kukuh keluar kamar dengan menenteng dasi juga tas kerjanya. Tak lupa, satu lembar kertas perjanjian turut dia bawa. Laki-laki itu menghampiri Eci yang tengah duduk di ruang tamu seraya menaikkan satu kakinya ke meja. Sangat tidak sopan. “Eci!” panggil Kukuh membuat Eci berdiri. “Apa, Pak?” “Pakaiin dasi saya!” titah Kukuh. “Kan bapak punya tangan, masak gak bisa sendiri. Saya masih kutekan belum kering,” jawab Eci. “Kamu pikir tidak ada harga yang harus dibayar? Kamu numpang di rumah saya, dan sebagai bayarannya kamu pasangin saya dasi!” titah Kukuh lagi. Eci mendekati Kukuh dengan pandangan yang berbinar. “Kalau gitu saya tinggal di sini terus ya. Setiap pagi saya bayar dengan pakaiin bapak desi,” ucap Eci dengan senang. “Enak aja tinggal di sini setiap hari. Kalau saya mau ehem-eheman dengan pacar saya, kamu nanti kedengaran,” jawab Kukuh. “Bapak punya pacar? Siapa? Orang mana? Cantik gak? Sexy mana sama saya?” tanya Eci bertubi-tubi. Kukuh menekan kepala Eci dengan gemas. “Bukan urusan kamu!” “Ya sudah pakai dasi sendiri!” ketus Eci. “Kamu membantah ucapan bos kamu?” “Kalau di kantor memang Anda bos saya, tapi kalau di luar bisa saja saya anggap bapak babu saya,” ujar Eci dengan tajam. “Kurangajar kamu. Saya doaian kamu gagal lamaran!” sinis Kukuh. Kukuh mencengkram tangannya sendiri dengan erat. Tadi dia sudah mancing Eci kalau dia punya pacar. Namun cemburunya Eci belum kelihatan. Lalu dia ini dianggap apa?. “Asal gak gagal lamaran sama bapak,” jawab Eci cengengesan. “Sini pakaiin dasinya. Kalau gak mau kamu pergi dari rumah saya sekarang juga!” ancam Kukuh menarik tangan Eci. “Iya-iya ini dipakaiin. Mau disuruh makein yang lain juga mau kok, Pak,” ujar Eci menyaut dasi dari tangan Kukuh. “Sini agak menunduk!” titah Eci menarik pundak Kukuh. “Perasaan dulu saya cari tata rias kriterianya harus tinggi. Kamu pendek banget deh,” komentar kukuh. Eci tidak menjawab, dalam hati dia komat-kamit semoga Kukuh ketiban sial karena sudah berani mengatainya. Tubuh mereka yang berdekatan membuat Kukuh bisa mencium jelas harum tubuh Eci. Mata Kukuh jatuh tepat di bibir gadis itu, sangat menggoda untuk dilumat. Namun segera mungkin Kukuh menjauhkan pikiran kotornya. “Saya mencium aroma-aroma ketidakberesan,” ucap Eci dengan lirih. Buru-buru Kukuh memalingkan pandangannya. “Bapak menatap lapar bibir saya. Bapak mau cium? Nih!” Eci memonyong-monyongkan bibirnya pada Kukuh. Kukuh mencabut perasaan bergairahnya, ia malah ngeri saat melihat Eci monyong-monyong. “Saya jejalin kaus kaki baru tau rasa!” ujar Kukuh mendorong kepala Eci. “Awas aja kalau saya sudah privat ciuman, saya pamerin bapak dengan ciumanku yang hot.” “Kalau saya tau kamu ikut privat ciuman, saya bom langsung di tempat.” “Bilang aja bapak cemburu. Kan pelet yang saya kirim manjur, niat ingsung aji metek si semar mesem Kukuh Wijaya,” ucap Eci merapalkan mantra dengan tangannya yang dia usapkan ke tubuh Kukuh. Kukuh memundurkan tubuhnya, menurutnya Eci sangat membutuhkan dokter spesialis kejiwaan. “Sudah-sudah, lupakan pelet-pelet itu. Ini tandatangani surat perjanjian, dan hukumnya wajib!” ucap Kukuh menyerahkan kertas perjanjian. Eci menyambar kertas itu dan mulai membacanya, “Perjanjian tertulis antara pihak satu CEO Agensi Starmoon dengan pihak dua, Grecia tata rias.” Eci memicingkan matanya saat membaca judul, perasaannya sudah tidak enak. “Satu, bahwa pihak dua harus menuruti segala perintah pihak pertama. Kalau pihak kedua melanggar, pihak pertama boleh memberikan hukuman. Dua, pihak kedua dilarang menikah sebelum umur dua puluh lima tahun, kalau pihak kedua menikah tandanya memutuskan kontrak sepihah. Dan apabila putus kontrak, pihak kedua wajib membayar denda sepuluh kali gaji dalam satu bulan dan akan diproses secara hukum.” Eci menendang tulang kering Kukuh dengan kencang. Ia menatap garang CEO nya itu dan ingin memakannya hidup-hidup. Gaji Eci perbulan tujuh juta lebih belum bonus dan lainnya, kalau dikalikan sepuluh, hampir seratus juta. Tabungan Eci tidak sebanyak itu. “Heh laki-laki biadab. Lebih baik saya keluar dari pekerjaan ini sekarang juga. Saya keluar dari satu tempat, yang siap menerima saya sepuluh tempat!” ucap Eci dengan marah. Eci menendang lagi kaki Kukuh sampai Kukuh memekik kesakitan. “Kamu jangan bar-bar gitu dong jadi cewek!” “Kenapa kalau saya bar-bar? Gak suka? Kalau sudah gak suka dan gak membutuhkan jasa saya, saya dengan hormat keluar dari pekerjaan sekarang juga. Saya akan menghampiri HRD sekarang, Kalau saya keluar masih dipersulit, habis kalian berdua di tangan saya!” ancam Eci dengan tegas. Eci menyambar tas kecilnya dan meninggalkan Kukuh sendirian yang mematung. Kukuh tercenung, siapa yang atasan dan siapa yang bawahaan? Ini sungguh membuat Kukuh bingung, dia yang berniat mengancam malah dirinya yang terancam. Kukuh berlari menyusul Eci, tapi sayang Eci sudah menghilang entah kemana. Ini tidak bisa dibiarkan, ia tidak mau ambil resiko kehilangan Eci. Akan sulit mencari ganti bila Eci angkat kaki dari perusahaannya. Kukuh menuju mobilnya dan menjalankan dengan cepat, “Sialaan! Salah strategi!” Kukuh memaki-maki sambil memukul setirnya dengan kesal.  Ia berharap bisa mendominasi Eci, tapi ia lupa kalau Eci bukanlah gadis sembarangan yang akan pasrah saat ditindas. Eci akan memperjuangkan dirinya kalau dirinya merasa terancam. Saat sampai kantor, Kukuh melihat Eci yang berjalan tergesa-gesa, Kukuh mengikuti langkah cepat Eci. Perempuan itu menaiki tangga sambil berlari, Kukuh mengejarnya. Orang-orang yang berlalu Lalang menatap keduanya aneh. Kukuh dan Eci sudah seperti shooting film action yang kejar-kejaran. Eci sampai di ruangan HRD dan, Brakkk! Eci menendang pintu dengan kencang. Kukuh yang di belakangnya sampai mengurut dadanya saking kagetnya dia. Ngamuknya Eci sangat menakutkan. Staff HRD yang berjenis kelamin cowok sontak berdiri. Eci menatap garang HRD itu. Eci menghampiri Kalvin, tangan Eci menggebrak meja dengan kencang membuat laki-laki itu kembali tersentak. “Eci, ada apa dengan kamu?” tanya Kalvin dengan heran. “Saya mau keluar saat ini juga. Kembalikan surat sertifikasi uji praktik saya!” ucap Eci dengan tajam. Kalvin menatap Kukuh yang berdiri di belakang Eci. Kukuh menggelengkan kepalanya pelan. Namun kali ini Kalvin lebih takut dengan Eci. Eci yang biasanya setengah waras jadi menyeramkan. “Saya tidak terikat kontrak dengan perusahaan ini. Kalau saya keluar dipersulit, lihat saja nanti apa yang bisa saya lakukan!” “Eci, kamu sudah bekerja lama. Kamu tau kan kalau ada serah terima jabatan juga? Karena ini terlalu tiba-tiba, mari kita bicarakan dengan kepala dingin,” ujar Kalvin dengan bijak. Kukuh harap-harap cemas, dia berdoa kalau Eci akan jinak kembali. “Tidak ada yang perlu dibicarakan! Bosmu itu sudah gilaa buat peraturan kejam. Saya tidak boleh menikah sebelum umur dua puluh lima tahun dan kalau saya menikah saya akan dikenai denda dan sangsi hukum. Bayangkan betapa biadabnya dia!” maki Eci marah. “Maaf nih Eci, maaf banget. Kamu ngamuk begini memangnya kamu yakin kalau sebelum umur dua puluh lima, kamu bakal nikah? Kamu kan jomblo, siapa tau kamu nikahnya umur dua puluh enam pas habis masa kontrak,” ucap Kalvin menganggukkan kepalanya beberapa kali pada Eci. Eci terhenyak, benar juga. Dia tidak punya calon suami, lalu kenapa dia marah? “Sialan kamu. Kamu mengatai saya jomblo? Saya pastikan akan menyeret Zhang Yu Jian ke Kantor urusan agama dan menikah saat itu juga!” kata Eci dengan menggebu-gebu. “Ha … lu ….” Jawab Kukuh dan Kalvin bersamaan. Eci menggebrak meja, emosi yang sempat surut kembali meninggi. Memangnya kenapa kalau dia halu dengan actor china idolanya, Zhang Yu Jian. Sungguh Kukuh tidak ada seujung kukunya dari actor idolanya. Suara dering hp berbunyi, menjeda suasana tegang antara ketiga orang itu. Eci merogoh tasnya, panggilan suara dari nomor tak dikenal. Tanpa sengaja Eci memencet loudspeaker di hpnya. “Halo Eci, ini Mas Adi. Nanti Mas jemput di tempat kerja kamu, kita makan malam!” Kukuh menyambar Hp Eci dan mematikan sepihak panggilan suara itu, “Kembali bekerja, jangan pacaran di kantor!” ucap Kukuh berlalu pergi.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD