Setengah jam menunggu, Dayu mulai putus asa.
Setiap orang yang melihatnya menghentikan langkah mereka atau pun kendaraannya di depan Dayu. Namun dengan sorot mata nakal dan ajakan genit, membuat Dayu jengah dan terpaksa berbohong,
"Saya lagi nunggu pacar." Ucap Dayu pada pengemudi motor ke sekian yang berhenti di depannya.
Setengah jam kemudian sebuah mobil berwarna gelap berhenti tepat di depannya. Dayu berusaha melihat ke balik kaca namun nihil, netranya tidak bisa menembus kaca tebal itu. Sang pengemudi pun tidak langsung menurunkan kaca jendelanya atau pun keluar dari mobil untuk menunjukkan diri. Tak mendapat pergerakan apapun, Dayu pun tak menghiraukan keberadaan mobil itu.
"Mungkin dia juga sedang menunggu seseorang," batin Dayu mengira-ngira.
Meski sebenarnya Dayu merasa kesal karena mobil itu menghalangi pandangannya dari jalan. Sepuluh menit berlalu, pengemudi mobil itu keluar dari mobilnya. Dalam keremangan lampu jalanan Dayu bisa melihat sosok yang dikenalnya keluar dari dalam mobil.
"Pak Yassa?!" Kaget Dayu, tak menyangka akan bertemu kembali dengan dosennya di luar kampus.
"Iya, saya. Kamu ngapain di sini malam-malam, bukankah ini masih terlalu awal untuk mencari orderan?!"
"Orderan?! Orderan apa maksud Bapak?!"
"Ehemm, apa harus saya jelaskan?" balas Yassa.
Dayu mulai paham maksud Yassa, dan memaki dalam hati atas ketidak beruntungannya malam ini yang harus kembali bertemu dengan dosen bawelnya itu.
"Bapak salah paham, saya tidak sedang melakukan apa yang Bapak pikirkan." Ucap Dayu, mencoba berbicara dengan perlahan dan tidak terpancing emosi.
"Memangnya apa lagi yang dilakukan gadis seusia kamu malam hari di pinggir jalan, dengan pencahayaan remang-remang, dan baju yang cukup terbuka?"
Dayu merasa tersindir, dan dengan gerakan yang kentara ditariknya bagian bawah bajunya agar menutupi pinggangnya.
"Saya baru pulang dari taman, tapi motor saya mogok kehabisan bensin. Saya menunggu di sini berharap ada yang mau menolong, bukan untuk menuduh saya yang tidak-tidak. Kalau Bapak tidak mau menolong saya, silahkan pergi agar mobil Bapak tidak menghalangi!!" urai Dayu dengan sedikit emosi.
"Kenapa setiap kita bertemu, kamu harus selalu memohon pertolongan dari saya? Apakah kamu tidak menyadari bahwa hal itu bisa menunjukkan kelemahan kamu? Seharusnya sebagai wanita yang beranjak dewasa kamu lebih siap menjalani kehidupan kamu, sehingga saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kamu sudah memiliki solusi untuk masalah kamu."
"Saya paham, tapi ini sudah malam, saya ingin cepat pulang dan mendengarkan ceramah Bapak hanya akan menghambat kecepatan saya untuk sampai di rumah. Jadi sekali lagi saya mohon maaf, silahkan Bapak pergi." Ujar Dayu sambil memalingkan muka.
"Ayo naik!!" ujar Yassa sambil berbalik menuju mobil.
"Ngga usah, terima kasih."
"Bukannya kamu minta bantuan saya?"
"Tapi saya ngga bilang mau naik mobil Bapak!" ucap Dayu setengah berteriak.
"Lalu mau sampai kapan kamu nunggu di sini?! Sampai datang gerombolan yang mau culik kamu trus melecehkan kamu ramai-ramai?!"
Dayu terdiam mendengar kata-kata sarkas yang keluar dari dosennya yang masih terlihat muda itu. Dia merasa makin kesal pada Yassa karena perkataannya terlalu kasar meski itu benar.
"Tapi, motor saya gimana?!" tanya Dayu setelah Yassa melajukan mobilnya menjauh dari sana.
"Nanti ada orang bengkel yang ambil. Rumah kamu di mana?!"
"Melati Indah" Tanpa banyak bicara Yassa langsung menancap gas dan melajukan mobilnya menuju alamat yang disebutkan Dayu. Dan tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di depan rumah Dayu.
"Turun." Dayu tersinggung dengan ucapan Yassa, bukankah seharusnya dia diperlakukan dengan lebih lembut karena dia seorang wanita. Andaikan mencubit dosen dibolehkan, dia pasti dengan senang hati mencubit Yassa sampai dosennya itu meminta ampun. Dayu melengos dan hendak membuka pintu mobil saat Yassa bersuara.
"Apa ini cara kamu membalas orang yang sudah berbaik hati menolong kamu?!"
"Maaf. Terima kasih ... " ujar Dayu, setengah membungkukkan badannya, mengikuti sikap tubuh orang Korea di beberapa drama yang ditontonnya. Walau sebenarnya terkesan agak berlebihan bagi Yassa.
"Mmhh ... " gumam Yassa sambil ikut keluar dari dalam mobil.
"Kenapa Bapak ikut turun?"
"Kenapa memangnya?"
Dayu semakin heran saat dilihatnya Yassa mendului masuk ke dalam teras rumahnya. Sadar bahwa dosennya sudah berada di depan pintu, dengan panik Dayu berusaha mencegah Yassa menekan bel.
"Tunggu! Apa yang Bapak lakukan?"
"Saya mau bertamu, apa kamu mau melarang saya?"
"Ttapi ... "
Belum sempat Dayu menyelesaikan ucapannya, dari arah belakang terdengar suara yang sudah dikenalnya memanggil namanya. Jika di depannya ada lobang yang bisa membuatnya bersembunyi, rasanya Dayu ingin menenggelamkan diri ke dalam lobang itu.
"Yu? Ngapain di situ? Ini siapa?" tanya Mama bergantian melirik pada Dayu dan Yassa.
"Selamat malam Bapak, Ibu. Maaf jika saya bertamu malam-malam, kebetulan tadi saya bertemu dengan Dayu di jalan, motornya mogok, jadi saya berinisiatif mengantarnya pulang." Jelas Yassa yang langsung direspon Mama dengan senyuman lebar.
"Aduh ... Baik sekali. Terima kasih banyak loh Nak, jarang sekali ada pria gentle seperti kamu. Beruntung sekali Dayu bisa bertemu dengan kamu." Ujar Mama dengan wajah berseri.
Dia masih ingat obrolannya dengan Papa tadi sore soal doa untuk Dayu agar putri semata wayangnya itu segera diberi pasangan yang lebih baik dari mantannya. Dan sekarang doanya benar-benar terjawab tanpa harus menunggu lama.
"Sshhtt .... Udah malem, ajak masuk. Malu kedengaran tetangga." Bisik Papa yang semakin membuat Dayu merasa mulas.
"Oh iya, hampir saja lupa. Ayo silakan masuk!" ajak Mama, saking senangnya dia tidak menyadari sudah menarik lengan Yassa menuju ke dalam rumah. Namun dengan sigap Dayu berdiri di depan pintu dan mencoba menghalangi setiap orang untuk masuk.
"Ngga usah Ma, dia juga udah mau pulang. Iya kan Pak?" Dayu berusaha memberikan tanda pada Yassa agar dia mengiyakan ucapannya.
"Pak, siapa? Orang masih muda gini kok kamu panggil 'pak'?! omel Mama, tak terima.
"Belum terlalu malam, mungkin kita bisa mengobrol dulu sebentar." Ujar Yassa sambil berpura-pura melihat jam di tangannya.
"Ngga usah, sekarang sudah waktunya orang tua saya untuk tidur. Terima kasih, hati-hati di jalan!" tukas Dayu cepat, tak memberikan celah bagi Yassa.
"Kamu tuh ngga sopan banget sih Yu, tamu belum masuk malah disuruh pulang." Tepis Mama yang membuat Dayu semakin tak berdaya.
Akhirnya dengan terpaksa Dayu mengekori di belakang, mengikuti langkah semua orang menuju ke dalam rumah.
Jika dirunut, hari ini sudah berkali-kali Dayu mengalami kemalangan. Mulai dari hantu kepo yang memergokinya sedang berganti pakaian, lalu acara membaca di taman yang gagal total, dilanjutkan motornya yang harus kehabisan bensin di waktu yang tidak tepat. Dan kini, dia harus membiarkan dosen juteknya yang arogan berkunjung ke rumahnya.