seven

1076 Words
Mereka sampai di rumah yang lumayan mewah, rumah bergaya modern berlantai dua dengan pagar setinggi d**a orang dewasa, halaman depan terdapat taman bunga yang indah membuatnya asri.  Art yang di ajak Karin turun untuk membukakan pagar, Karin memasukkan mobilnya dalam garasi. An membantu Karin dan art nya mengeluarkan belanjaan dan membawanya masuk ke dalam. "An, aku masak dulu ya, kamu disini aja Ama anak anak " ucap  Karin "Nggak perlu aku bantu mbak?" Tanya An "Nggak usah, udah ada bibik. Aku nitip anak-anak ya An" "Ok mbak" Karin beranjak masuk ke dapur untuk memasak dibantu bibik, sedangkan An menemani anak-anak bermain di ruang tengah. Raya dan Riya bermain lari lari dalam rumah membuat An khawatir akan memecahkan barang barang di sana karena di ruang tengah itu terdapat hiasan guci antik yang berharga. "Raya Riya jangan lari lari dong sayang, ntar nyenggol barang trus pecah deh. Main yang lain aja ya" Raya dan Riya berhenti berlarian, dan mengajak An kehalaman belakang karena halaman belakang rumah Karin juga sangat luas dan berpagar tinggi sehingga aman Bagi anak anak. Ketiganya bermain bersama, An mengejar Riya dan menggelitiknya begitupun dengan Raya sampai ketiganya kecapaian. "Capek kak" ucap Raya "Ya udah kita istirahat ya, kakak ambilin minum dulu" An masuk ke dalam rumah mencari dapur dan melihat Karin masih sibuk memasak "Loh An kok kesini, anak anak mana?" Tanya Karin "Iya mbak, Anak-anak di halaman belakang. Ini mau ambilin mereka minum. Mereka haus dan capek katanya habis lari lari an" "Ya udah ambil di kulkas ya An, mbak lagi nanggung nih bentar lagi selesai" An mengambil sirup rasa stroberi dan membuat di teko untuk dibawa ke halaman belakang. Ketiganya duduk di bawah pohon yang sudah di beri tikar.  Karena kecapekan Raya dan Riya tertidur pulas, An menggendong Raya dan membawa ke dalam, ia berpapasan dengan salah satu art Karin dan bertanya dimana kamar Raya dan Riya serta memintanya membawa Riya yang masih ada di halaman belakang ke kamarnya. An duduk di ruang tengah, ia juga capek karena bermain dengan 2 anak yang aktif. "loh An kok kamu disini anak anak mana?" "Eh mbak Karin, iya mbak tadi anak anak kecapekan jadi ketiduran udah aku gendong ke kamarnya kok" jawab An "Ya ampun, maaf ya An udah ngerepotin kamu" "Nggak kok mbak santai aja" "Oh iya, makan siang dah siap yuk makan" Keduanya berjalan menuju ruang makan dan duduk menghadap meja makan "Hemmmm wangi banget masakannya, kayaknya enak nih. Mbak Karin jago masak" "Ah biasa aja An" An mengambil sedikit nasi dan sayur sop dan ayam kecap. "Wah An suka sayur sop ya?" "Iya mbak suka banget Ama wortel nya" "Mmmmm... Jadi ingat seseorang juga yang suka banget Ama wortel juga tapi bedanya dia suka di jus" "Siapa mbak, suami mbak Karin?" "Bukan, suami mbak nggak suka sayur An. Adik mbak yang suka Wortel, ntar deh kapan kapan aku kenalin ama dia" Keduanya kemudian makan siang bersama sambil diselingi obrolan ringan "Kamu masih kuliah apa udah kerja An" "Aku kerja mbak" "Masa? Kirain masih kuliah soalnya muka kamu imut banget" "Ah Mbak Karin bisa aja" "Kerja dimana An?" "Di kejaksaan Mbak" "Oh......suami mbak juga kerja di kejaksaan, dia jaksa di Surabaya Selatan" "Oh ya? Siapa namanya mbak siapa tahu An kenal soalnya kan tiap kantor kejaksaan saling berhubungan" "Hisyam Alfian M.H" "Oh pak Hisyam, iya mbak pernah denger namanya tapi belum pernah bertemu, kepala kejaksaan Surabaya Selatan kan?" "Iya bener, wah nggak nyangka dunia ini sempit ya An" "Oh ya mbak, maaf aku pamit dulu, mau ada urusan" "Loh kok buru buru An?" "Iya mbak, maaf ya. Lain kali deh aku main lagi kesini." "Ok. Makasih ya udah nemenin si kembar tadi" "Iya mbak, aku seneng kok" An segera pergi dari rumah Mbak Karin dan menuju rumahnya dengan naik taksi. An menempati rumah yang ia beli dari hasil keringatnya sendiri, walau kecil dan sederhana itu cukup untuk ia tempati sendiri. Ia memasuki rumahnya, dan memasuki kamarnya yang bergaya minimalis. hanya ada ranjang dan Lemari pakaian juga meja rias sebelah ranjang. Rumah An ini sederhana hanya ada kamar tidur, ruang tamu, ruang makan menyatu dengan dapur dan kamar mandi. Ada halaman belakang yang tidak terlalu luas yang ia beri Kanopi dan pagar tinggi, ia berikan kursi dan meja untuk bersantai. Juga ia beri pot bunga untuk penghijauan. Ia biasa menghabiskan waktunya berjam-jam jam disini saat pulang kerja. Ia mengambil handuk dan masuk kamar mandi yang berada di sebelah dapur. Ia membersihkan dirinya dan kembali masuk kamar tidurnya. Oooo----oooO "Assalamualaikum" "Walaikumsalam" "Eh papa udah pulang" ucap Karin "Iya ma" Hisyam masuk kamar dan duduk di tepian ranjang "Mama bikinin minum ya pa" Karin segera beranjak keluar dari kamar turun ke dapur untuk membuat teh. Tak lama ia kembali ke kamar membawa teh hangat untuk Hisyam "Makasih ma" ucap Hisyam menerima teh dari tangan Karin. Karin beranjak ke kamar mandi yang berada dalam kamar menyiapkan air hangat untuk Hisyam mandi. Setelah meminum tehnya sedikit Hisyam beranjak masuk kamar mandi untuk mandi. Karin membuka koper Hisyam dan mengambil pakaian kotor dan ia bawa turun. Saat kembali ke kamar ia lihat Hisyam sudah merebahkan diri di ranjang. Karin mendekatinya dan duduk di tepi ranjang "Papa capek ya?" Tanya Karin sambil tangannya memijit kaki Hisyam Hisyam yang memejamkan mata, membuka matanya. "Sudah ma nggak usah, mama juga pasti capek ngurus si kembar kan?" "Nggak apa apa pa ini sudah kewajiban mama" Karin tetap melanjutkan memijit kaki suaminya. "Pa.....mama minta maaf ya, tadi agak teledor jagain Raya" Hisyam yang memejamkan mata membukanya lagi "Teledor gimana ma?" "Tadi mama ajak si kembar belanja bulanan, pas mama sibuk masukin barang belanjaan ke mobil Raya Ama Riya lari larian hingga akan tertabrak mobil" "Astaghfirullah....trus gimana ma?" Hisyam terduduk mendengar penuturan Karin "Untung saja ada yang menarik tangan Raya hingga ia terhindar dari tabrakan." "Alhamdulillah..... Syukurlah kalau Raya selamat, lain kali mama kalau keluar bawa aja 2 art ma buat jagain si kembar, mama tahu kan kalau mereka itu lagi aktif aktifnya ma" "Iya pa" "Trus siapa orang yang nolong Raya?" "Tadi ada seorang gadis yang nolongin, namanya Anindya. Umurnya kira-kira 24 atau 25 an, Tadi dia aku ajak lunch di rumah, si kembar seneng banget main Ama dia sampai ketiduran tadi karena kecapekan main" "Mmmmm" "Oh ya pa, tadi dia bilang kalau kerja di kejaksaan Surabaya barat pa. Wong tadi pas aku bilang nama papa dia tahu kok" "Anindya.....? Ya nanti kalau aku ada pertemuan di kejaksaan Surabaya barat biar aku temuin dia untuk bilang terima kasih ya ma" "Iya pa" Lynagabrielangga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD