42. Perlahan tapi Pasti

1684 Words

"Babe, sepertinya aku pulang terlambat." "Pertemuannya belum selesai?" "Hmm-mm. Tuan Jarod langsung mengajakku makan malam sekalian. Kamu pulanglah lebih dulu. Kasihan anak kita sudah menunggu dari tadi." "Baiklah, tapi janji kamu makan ya. Jangan telat! Tadi siang sudah telat. Aku akan menyiapkan teh madu hangat malam nanti." "Oke, kamu memang tahu apa yang aku butuhkan. Love you, Babe." "You too." Amelia menelan ikon merah dan panggilan itupun berakhir. Amelia segera menghubungi sopir cadangannya. Setelah itu, dia memasukkan ponselnya ke dalam tas, merapikan meja, dan keluar dari ruangan sang suami. Suasana kantor mulai sepi. Santi bahkan sudah pulang sedari tadi. Matahari sudah hampir terbenam sempurna. "Pulang, Mel?" Gilang muncul dari pantry. Tangannya memegang satu cangkir.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD