Ciara mulai membiarkan Evan mendekati dirinya kembali. Meski, tak bisa sepenuhnya bersikap ramah pada Evan. Setidaknya, wanita itu tak terlalu acuh pada Evan. Dan hal itu, sudah cukup untuk Evan. Biarlah, selebihnya Evan yang akan berjuang sendiri untuk kemajuan hubungan mereka. Ciara cukup melihat dan menerima saja perjuangan Evan. Evan sibuk mengecek laporan, saat Kanaya, masuk ke ruangannya. Jam istirahat memang sudah masuk sepuluh menit yang lalu. Tapi Evan, enggan keluar ruangan untuk sekedar mengisi perutnya. Evan tersentak, saat melihat kotak bekal di hadapannya. Sontak, ia pun, mengangkat wajahnya untuk mencari tau, siapa yang menaruh bekal itu. "Nay," ujarnya. Kanaya tersenyum manis, saat Evan menatapnya. "Kata mas Syarif, Mas Evan ga makan di kantin. Jadi, aku inisiatif beli