Mendengar umpatan Kakek Mahesa, Utama hanay menggelengkan kepalanya dan pergi meninggalkan ruangan itu menuju kamar pribadinya. Utama sangat lelah. Satu minggu di tempat yang tak semestinya membuat otaknya buntu. Ia hanya mengenal penjahat, mengenal kelicikannya, mengenal dendamnya. Utama melepas kancing kemejanya dan meletakkan di keranjang cucian lalu masuk ke dalam kamar mandi. Ia mengguyur tubuhnya dengan air hangat yang mengucur dari shower. Sungguh senggar seklai. Tubuhnya terasa sangat fres. Selama ini, ia harus mandi dengan waktu yang ditetapkan. Mana harus antri, air pun harus ambil. Sangat merepotkan sekali. Utama benar -benar tidak betah. Untung saja, soal makanan masih ada yang mengantar. Setiap hari, Nayla memasakkan khusu untuk Utama berikut untuk sarapan dan makan malam