Hampir lima menit sudah Jasmine berdiam diri di tepi ranjang, kedua alisnya naik tinggi-tinggi, bola matanya melebar seluas samudera, entah apa yang sedang dia lakukan. Tatapannya kosong, persis seperti seseorang yang sedang dihipnotis. Hanya menebak-nebak, dia mungkin memikirkan hal kemarin. Keegoisanku merenggut kebebasannya. Satu pertanyaan yang terlintas di benak-ku, apakah dia pernah menyesal tinggal bersamaku? Kurasa, dia memang menyesal, tak tahu harus kemana agar bisa terbebas dari semuanya. Dia mematung cukup lama, berkedip sesekali lalu kembali seperti itu. Rasanya ingin menegur, kalau aku melakukannya aku tidak yakin dengan hatiku ketika mendengar tanggapannya nanti. Tahu betul bagaimana dia mendiamkanku, hanya bisa mengamatinya dari balik majalah yang ada di tanganku, men