Keputusan 18+

2013 Words
Waktu menunjukan pukul 19.15 seorang gadis masuk dengan terhuyung-huyung dan langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa ... " apa yang harus aku lakukan sekarang, dia tidak mungkin melepaskan ku semudah itu, " lirih Queen meratapi apa telah yang menimpa dirinya kini "apa aku berhenti kerja saja?" " tapi aku suka pekerjaan ini dan gajinya lumayan besar," Queen bingung banyak yang harus ia pertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk pergi atau tetap tinggal di sisi Marcell "Akh, si*l ... kenapa aku harus goyah? kenapa aku harus terpesona padanya, kenapa aku harus datang ke club waktu itu." Queen meremas rambutnya sambil menyesali segala tindakan yang ia lakukan Queen larut dalam pikirannya sendiri, memikirkan tentang apa yg harus ia lakukan dan apa yang akan dia hadapi hingga matanya semakin berat dan akhirnya tertutup. hari ini benar-benar melelahkan bagi Queen : : : : Alarm berbunyi di sertai sinar mata hari yang masuk melalui celah jendela apartemen mewah pria tampan itu, Marcell membangunkan dirinya, pria itu beranjak dari ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi mewah yang ia miliki. Marcell menatap wajahnya sendiri di pantulan cermin tiba-tiba senyumnya mengembang membayangkan apa yang dia lakukan kemarin ciuman kemarin membuatnya semakin menginginkan gadis itu dan dia harus mendapatkannya apa pun caranya.... "Tunggu dan lihat apa yang akan terjadi," Guman Marcell sambil memandang wajahnya di cermin dan menunjukan smirk liciknya. Queen Deanova akan segera jadi miliknya : : : : Queen membuka matanya entah kenapa hari ini dia sangat malas untuk ke kantor bukan karena pekerjaanya, tapi karena apa yang dia lakukan kemarin dia bingung apa yg harus dia lakukan, bagaimana dia bisa menghadapi keadaan seperti ini... "Akhhh...." decak Queen kesal pada dirinya sendiri,Queen bangkit untuk membasuh wajahnya "oke Queen Deanova kau harus kuat!! Hadapi apa yang harus kau hadapi,kau pasti bisa mengatasi semuanya,Semangat!!!!" Ucap gadis itu sembari memberi semangat pada dirinya sendiri Walau jauh di dasar hatinya ada keraguan besar apakah dia mampu menghadapi pria yang juga bosnya itu. mengingat betapa dominannya Marcell Queen sedikit takut : : : Suara pintu lift yang mempertemukan seorang pria tampan dan gadis yang berdiri dari meja kerjanya untuk memberi salam " selamat pagi pak." ucap Queen seperti biasa, namun kali ini dia menghindar sorot mata pria itu "Selamat pagi Queen." Marcell tersenyum melihat gadis yang selalu percaya diri menyapanya sekarang tertunduk tidak berani menatapnya.. "Queen." Panggil Marcel pada sekertaris nya itu "Ya pak " jawab Queen tanpa menatap mata Marcell " bawakan aku secangkir kopi." " baik pak, apa bapak juga ingin sarapan?" Tanya Queen. Seperti biasa apapun masalah antara mereka Queen tetap harus profesional dalam bekerja "Ya boleh." jawab Marcell sambil berlalu ketukan pintu terdengar, "Masuk" perintah Marcell " permisi pak, ini kopi dan sarapan anda." Queen meletakan nampan di meja kerja Marcell " kalau begitu saya mohon permisi pak." Bergegas Queen pamit dan berjalan hendak meninggalkan ruangan bosnya itu " tunggu Queen." cekal Marcell "Ada apa pak." tanya Queen, jujur dia sedikit canggung berada di dekat Marcell untuk saat ini rasanya dia hanya ingin mengindari pria itu, tapi tidaklah mudah karena adalah sekertaris pria itu " apa jadwalku ada yang kosong hari ini." tanya Marcell, yang masih menatap berkasnya dan sesekali menyesap minumannya "Untuk hari ini anda hanya ada rapat dengan bagian produksi pak itu pun sore nanti." terang Queen " sore ini ya, baiklah kalau begitu, kau bisa kembali sekarang." ucap Marcell datar.. ," baik pak..kalau begitu saya mohon permisi."Queen bergegas keluar dari ruangan itu... Apa hanya dia yang merasa canggung? Apa hanya dia yg merasa tidak nyaman? Kenapa Marcell bisa bertindak seperti tidak ada apa-apa atau apa hanya dirinya yang merasa seperti ini? entahlah, lebih baik seperti ini karena jujur Queen tidak siap jika ada yang berubah di antara mereka di sisi lain Marcell tersenyum melihat bagaimana sekertaris manisnya, sedang berusaha untuk terlihat baik-baik saja juga untuk pertama kalinya gadis itu tidak berani menatapnya. sebenarnya Marcell sangat ingin menerkam Queen, melumat bibir indah gadis itu serta memeluk erat tubuhnya menghirup aroma khas gadis itu. namun Marcell dapat melihat Queen merasa canggung dan gelisah saat dekat dengannya jadi dia akan memberinya waktu pada gadis itu agar terbiasa, tentunya dengan waktu yang Marcell tentukan. : : : Drttt..drrtt..drrtt "Halo" sapa Queen "...." " tentu aku bisa, kita akan bertemu di tempat biasa oke." ucap Queen dengan senyum di bibirnya "...." "Tidak perlu menjemput ku, kita bertemu di-sana aja, bye Brii " Queen mengakhiri panggilan dari Brian Jam sudah menunjukan istirahat makan siang,Queen bergegas meninggalkan kantornya untuk memenuhi janjinya untuk bertemu dengan Brian di sebuah Cafe yang tidak terlalu jauh Dari kantor "apa kabarmu,beb." sapa Brian pada Queen "aku baik, apa kau sudah menunggu lama." tanya Queen " tidak aku baru saja datang ," jawab Brian dengan senyum manisnya " kau sudah pesan makan?, jika belum kita pesan sekarang?" Tanya Queen " sudah,aku sudah memesan makanan dan aku juga sudah memesankan makanan untukmu,seperti biasa kan?" Jawab Brian, dia sudah cukup lama mengenal Queen hingga tau makanan kesukaan gadis itu.. " terimakasih Brian, kau memang yan terbaik" ucap Queen sambil menunjukan jempolnya : : : Marcell meninggalkan pekerjaannya dan melihat jam yg menunjukan waktu untuk makan siang. Marcell berjalan keluar dari ruangannya dan melihat meja sekertaris nya sudah kosong mungkin dia makan siang di kantin pikir Marcell. Marcell meninggalkan kantornya menuju restoran favoritnya untuk makan siang diperjalanan dia menghentikan mobilnya saat melihat sosok gadis familiar yang tengah berlari menuju sebuah cafe tidak jauh dari kantor,pria itu tersenyum memandang gadis yang terlihat sedang terburu-buru itu "apa dia sangat lapar?" Guman Marcell. Namun senyum tampan itu hilang berganti dengan tatapan tajam saat ia melihat sekertaris nya itu sedang tersenyum riang dengan seorang pria tampan yang ada di sana, kedekatan Brian dan Queen terlihat jelas kala sesekali pria itu merapikan anak rambut yang ada di wajah Queen "Rambut mu berantakan sekali, apa kau berlari, sudah ku bilang santai saja." Ucap Brian sambil merapikan anak rambut Queen yang sedikit menutup wajah gadis cantik itu " tidak apa-apa, aku cuma takut kau terlalu lama menunggu nanti," jawab Queen sambil tersenyum menatap pria di depannya.. Mereka menikmati kebersamaan mereka sambil memakan makanan mereka dan sesekali bercanda tanpa mereka sadari ada seseorang yg sedang mengamati kebersamaan mereka dengan penuh kemarahan.... "Jadi kamu tidak dengar ucapan ku kemarin Queen, kita lihat apa hukuman yang cocok untukmu." guman Marcell sambil menatap dua sejoli yg terlihat bahagia itu lalu melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu ; : : Tok Tok "Masuk." perintah Marcell "Permisi pak, ini pak berkas yang anda minta dan ini berkas yang harus anda tanda tangani." jelas Queen sembari memilah beberapa dokumen yang ada di tangannya "Letakan saja di sana." Jawab Marcell dingin... " baik pak," jawab Queen sambil berjalan mendekat ke meja Marcell untuk meletakan dokumen yang ada di tangannya. "dan untuk rapat nanti sore-" ucapan Queen terhenti akibat tarikan tangan Marcell yang kini membuat nya jatuh ke pangkuan Marcell "Kau harus di hukum sayang." bisik Marcel sambil memeluk tubuh Queen erat " dihukum?" tanya Queen sambil mengerutkan alisnya karena bingung "Ya karena kau berani mengabaikan perkataan ku dan bertemu pria itu,bukankah sudah ku katakan kau itu milikku, sampai aku yang membuang mu kau tidak bisa pergi dariku" tekan Marcell sambil menatap tajam Queen dan meremas kuat p******a gadis itu "lepaskan aku pak , kumohon lepaskan aku, aku bukan barang ,aku bukan milikmu ,kau tidak berhak melakukan ini padaku..,"Queen menjawab Marcell dengan terbata-bata. "Kau milikku Queen, aku tau kau juga menikmati semua ini." sekali lagi Marcel meremas p******a gadis itu. tentu Queen terus meronta dia tidak boleh terhanyut lagi, dia berusaha melepaskan dirinya sebisa mungkin dan dia berhasil tubuhnya terlepas namun karena tidak imbang dia terjatuh kelantai. "Akhh...siall." umpat Queen sambil berusaha bangun dari lantai untuk segera pergi menjauh dari pria itu. Baru saja ingin berlari pergi tangan Queen sudah di tahan oleh Marcell yg sedari tadi mengamati setiap gelagat Queen "Mau kemana sayang,kita belum selesai." ucap Marcell sambil menyunggingkan senyum jahatnya... "Lepaskan aku, sebenarnya apa mau mu, kau bisa cari wanita lain untuk bermain-main tapi kenapa harus aku!!" Teriak geram Queen sungguh dia benar-benar emosi sekarang,terserah jika dia harus kehilangan pekerjaannya karena walau tidak di pecat dia yang akan pergi dari perusahaan itu.. " kau marah sayang? Kau bertanya apa mau ku? Tentu aku ingin menikmati mu merasakan milikku dalam tubuhmu dan bukankah kau yang mencium ku sebelumnya ,kau yang menggodaku?" Jawab Marcell dengan suara beratnya sambil tersenyum, senyum yang tidak dapat Queen artikan "Sayang? Berhenti memanggilku sayang? Aku bukan wanita mu,aku bukan milikmu atau mainan mu, aku tidak pernah menggoda mu. ciuman waktu itu adalah kesalahan terbesar di hidupku ,aku menyesalinya jadi Tuan Marcellio jonnathan bisa kau lepaskan aku sekarang?..." geram Queen sambil menyentak tangan Marcell kasar Queen sangat marah dengan perlakuan Marcell, namun ia juga sadar itu juga karena kesalahannya sendiri, dia boleh bermain dengan siapapun tapi harusnya tidak dengan Marcell.. Marcell geram mendengar ucapan Queen, bagaimana bisa dia mengatakan ciuman yang mereka lakukan adalah kesalahan,ayolah semua wanita menunggu kesempatan itu,kesempatan untuk menyentuhnya, tapi gadis ini malah menolaknya dan mengatakan bahwa itu kesalahan.... " kau berani membentak ku Queen!" Marcell buta dalam kemarahannya dengan kasar dia menyeret gadis itu ke ruang istirahatnya "Akhh,lepaskan aku apa yang mau kau lakukan ... kumohon tolong lepaskan aku..." Queen terhuyung-huyung karena tertarik mengikuti langkah pria itu "Akhh...." rintih Queen sekali lagi saat tangan kekar Marcell menghempas kuat tubuhnya ke ranjang "Bahkan sekarang berani mengumpat,..memang gadis pemberani," cibir Marcell yang langsung menindih tubuh kecil Queen dan mencumbu gadis itu seperti kesetanan.... "tidak,lepaskan aku, dasar pria br*ng*ek, lepaskan aku...." jerit Queen saat Marcell inging melepaskan pakaiannya " aromamu benar-benar memabukkan Queen,bodohnya aku baru sadar sekarang," guman Marcell sambil menguatkan kuncian nya lalu melanjutkan cumbuan nya pada leher Queen serta memberi tanda merah ke biruan di sana "Lepaskan aku kumohon hentikan, jangan..jangan lakukan itu lepaskan aku,"Queen merasakan tangan Marcell semakin kuat menguncinya juga bibir pria itu semakin kuat menghisap lehernya.. Marcel tersenyum puas saat ia sudah berhasil melepaskan pakaian Queen yang kini hanya menyisakan bra hitam yang sudah tidak teratur,dengan cepat Marcell menghisap dan mengulum p******a Queen yang membuat gadis itu melenguh dan meronta ingin melepaskan diri.... Queen menggigit bibirnya menahan desahannya sambil berusaha meronta dan memukul Marcell. tidak terasa air matanya menetes sungguh dia sangat takut sekarang " diam dan nikmati sayang,,,desakan namaku jika perlu." tukas Marcell yang masih sibuk dengan d**a gadis itu dan sekarang tangannya sudah menuju ke bagian bawah Queen. Merasakan tangan Marcell yang masuk ke dalam pakaiannya membuat Queen makin menangis dan terisak kencang dia sangat takut dia memang bukan gadis polos tanpa dosa tapi dia bisa bersumpah tidak pernah ada pria yang menyentuh bagian intimnya yang sangat ia jaga bahkan dengan kekasihnya dulu. mendengar isakan gadis itu membuat Marcell menghentikan kegiatannya kemudian tatapan dingin tertuju pada gadis yang sudah setengah telanjang sambil menangis menutup wajahnya... Marcell bingung selama ini wanita selalu mendesah dan melenguh saat ia sentuh tapi Queen malah menangis...apa seburuk itu dirinya Dimata gadis itu." "Kenapa kau menangis? ," tanya Marcell dengan nada tinggi dan dingin,Queen hanya diam tidak menjawab air matanya terus mengalir karena dia sangat takut.. "Jawab aku, apa kau dengar!!!!" teriak Marcell,, ia sangat kesal melihat tangisan Queen Queen bangun dengan tetap diam tanpa menjawab pertanyaan Marcell dia memungut pakaiannya yang berserakan menutup tubuhnya dengan seadanya sebelum akhirnya ia berbalik dan menampar wajah pria itu... "Aku tidak akan memaafkan mu, jangan pernah muncul di hadapan ku lagi. " ucap Queen sinis.setelah menampar Marcell hingga membuat pria di depannya itu diam terpaku merasakan panas di pipinya akibat bekas tangan Queen. Queen berjalan keluar dari ruangan Marcell untuk menuju toilet. mata Queen berkaca saat menatap sisa kebejatan Marcell,begitu banyak bercak merah kebiruan di leher dan d*da Queen sungguh membuatnya sakit hati,dia tidak percaya bos yang selama ini dia hormati dan juga panutannya melakukan hal seperti ini padanya. memang diluar sifat playboy Marcell dia adalah sosok hebat dan bertanggung jawab dalam perusahaan dan pekerjaannya tapi segalanya sudah berakhir di antar mereka Queen harus mengambil keputusan untuk ke adannya ... dia harus pergi dari pria itu meninggalkan pekerjaan yang ia cintai serta perusahaan yang memberikannya banyak pengalaman dan pelajaran padanya "Pekerjaan bisa di cari, tapi keperawanan jika hilang bagaimana dia bisa mengembalikannya." setidaknya pemikiran itulah yang menguatkan tekad Queen
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD