-
"selamat pagi pak," sapa Queen senatural mungkin walau kejadian di club semalam masih menghantui pikirannya
" selamat pagi." balas Marcell berlalu begitu aja
Semua berlalu seperti biasa seakan tidak ada yang terjadi diantara mereka.
Queen pun perlahan melupakan kejadian di club karena tumpukan pekerjaannya.
Tidak terasa hari mulai sore jam sudah menunjukan pukul 04.25 pm Queen merapikan mejanya bersiap untuk pulang tapi tiba-tiba
Kriing......
" halo , ada yg bisa saya bantu pak." Queen menjawab panggilan telpon dari Marcell
" ke ruangan ku sekarang." perintah pria itu dengan nada datar
" baik pak."Queen segera bergegas memenuhi panggilan bosnya
Tok
Tok
Tok
"Masuk." tukas pria itu dari dalam
" ada apa pak , anda memanggil saya,"
Tanya Queen
" aku ada acara penting malam ini bisa siapkan pakaianku dan keperluanku." ucapnya sambil berdiri dari meja kerjanya
" baik pak, apa ini acara formal pak?" tanya Queen memperjelas
" tidak ini hanya acara makan santai biasa, membahas beberapa pekerjaan dengan beberapa investor." Jawab Marcel sambil membuka kancing kemejanya dan melepaskannya di depan Queen
" baik pak akan saya siapkan."Queen berbalik cepat kearah ruang pakaian bosnya
"Bagaimana bisa dia melepaskan pakaiannya di depanku.," batin Queen dengan pipi yang memerah
Sedangkan Marcell hanya terkekeh melihat kelakuan sekertaris nya itu dia sengaja melepaskan kemejanya untuk menggoda gadis itu dan sepertinya dia berhasil
Queen meletakan pakaian Marcell di atas nakas,jujur saja ia tidak sanggup jika harus melihatnya dengan jubah mandi atau handuk. dia tidak seperti ini sebelumnya tapi kenapa semenjak malam itu pikirannya selalu hanyut dalam ingatan ciuman itu
Marcell keluar dari ruang gantinya dengan mengenakan pakaian yang di pilihkan oleh Queen.
benar saja Queen tau betul selera dan apa saja yang cocok untuk pria itu, bahkan Queen tau apa yang saja kesukaan Marcell serta apa yang tidak ia sukai,mungkin selai dirinya sendiri Queen lh yang paling mengerti Marcell
" anda sudah siap pak, saya sudah menyuruh supir menyiapkan mobil untuk ada." ucapnya Queen sambil sibuk memilih aksesoris pelengkap untuk Marcell..
" ini pak," menyerahkan jam tangan kulit yang terlihat sangat mahal untuk bos nya
Marcel hanya tersenyum memandang gadis ini, hal seperti ini sudah biasa terjadi pada mereka, tapi semenjak malam itu, entah kenapa perhatian Queen terasa sangat menyenangkan.
" ada yang lain pak, apa anda butuh yang lain." ucap Queen memastikan tidak ada yang kurang dari bosnya
" jaket." ucap Marcell.
dengan sigap Queen mencari jaket yang cocok untuk pakaian bosnya
" ini pak." Queen membawa jaket yang sesuai dengan pakaian Marcell
" bantu aku mengenakannya." Marcell tersenyum nakal, tentu ini hanya alasan saja namun berbeda bagi Queen itu adalah pekerjaan. dengan telaten Queen memakaikan jaket yang dia pilih untuk Marcell
" sudah selesai pak, kalau tidak ada hal lain, saya izin pulang." Queen bersiap mengembil tas dan handphonenya yang ada di sofa di ruangan Marcell
" tunggu." suara Marcell menghentikan langkah Queen
" ada apa pak?" tanya queen
" bisa bantu rapikan rambutku , ini sudah sedikit berantakan." pintanya dengan Wajah datar
" maaf pak,?" Queen memperjelas apa yg dia dengar karena selama ini dia tidak pernah di minta merapikan rambut pria itu
" bisa bantu rapikan rambutku," jelas Marcell
" tapi pak... ak-." Ucapan Queen terpotong oleh desakan Marcell.
" cepatlah waktuku tidak banyak."
Mendengar perintah bosnya Queen segera mengambil sisir dan gel rambut untuk merapikan rambut lebat pria itu
Marcell duduk di kursi sedangkan Queen berdiri di depannya untuk merapikan rambut Marcell walau dia tidak tau bagaimana harus melakukannya sebenarnya tidak banyak yang berubah dia hanya sedikit
merapikan rambut yang tidak beraturan..
Deg ...
Betapa terkejutnya Queen saat Marcell memeluknya erat dan membenamkan wajah dengan nyaman di dadanya
" apa yang anda lakukan pak." Pekik Queen berusaha melepas eratnya pelukan Marcell
" menghirup aroma mu Queen." ucap Marcell dengan tenang
Entah kenapa semenjak ciuman itu dia selalu merindukan aroma sekertaris nya ini,bahkan dia menghayalkan bagaimana jika dia menyentuh setiap inci tubuh gadis itu,akhh ... membayangkan saja membuat Marcell menggila
" pak lepaskan aku pak." ucap Queen meronta
" ini salahmu sayang, kenapa kau berubah menjadi memabukkan seperti ini , bagaimana bisa aku melepaskan mu sekarang." Jawab Marcell yang malah semakin mengeratkan pelukannya
" tapi pak ini di kantor, ini tidak benar pak, tolong lepaskan aku." Pinta Queen dengan raut wajah memohon
" jadi jika bukan di kantor aku boleh melakukannya." Marcel yang kini melepaskan pelukannya dan dengan cepat Queen memundurkan langkahnya memberi jarak antara dia dan pria itu
" jawab aku? Apa jika tidak di kantor aku boleh memelukmu, menyentuhmu, serta memiliki mu" Marcel melangkah menuju Queen, dengan tatapan lekat yang menusuk
" tidak bukan itu maksud saya pak." Jawab Queen sambil mengambil langkah mundur menjauh setiap pria itu mencoba mendekatinya
" jangan mencoba lari sayang, jauh darimu sungguh membuatku gila." ucap Marcell sambil menarik lengan gadis itu agar kembali masuk ke pelukannya
"Le ... lepaskan aku, kumohon." pinta Queen. tarikan tangan Marcell membuat dirinya kembali masuk ke dalam dekapan erat pria itu.
Queen meronta dan Marcell masih setiap mendekapnya serta menghirup aroma tubuh Queen sambil membenamkan wajahnya di ceruk leher gadis itu.
"Ahh..." sebuah desahan lolos dari mulut Queen saat Marcell sengaja mencium dan menghembuskan deru nafas panas di lehernya
" kau menyukainya." goda Marcell sambil sesekali melirik wajah merah Queen
Tatapan mereka bertemu,detak jantung mereka saling beradu dan deru nafas mereka hanya itu yang terasa sekarang.
Entah apa yang merasuki Queen saat ia menatap mata Marcell lalu kemudian kembali terhipnotis oleh manik pria itu.
menatap mata Marcell adalah kesalahan terbesarnya saat ini, tiba-tiba Queen menyambar bibir Marcell,akhirnya dia goyah siapa yang tahan dari pesona seorang Marcellio Jonnathan terlebih mata indah pria itu
Marcell membalas ciuman Queen dengan penuh gairah
kini ciuman mereka sudah sangat tidak terkendali, saling menghisap, menggigit, bahkan lidah mereka saling bermain di sana...
Queen menepuk d**a Marcell saat merasa sudah hampir kehabisan nafas
Marcell melepaskan ciumannya dan menempelkan kening mereka.merasakan deburan jantung serta deru nafas akibat ciuman nikmat yang baru saja mereka lakukan
Tidak lama Marcell kembali meraup bibir indah Queen dan mengangkat tubuh gadis itu menuju ke sofa lalu mendudukkan Queen di atas pangkuannya.
ciuman ganas Marcell sudah merambat ke leher Queen yg membuat gadis itu semakin melayang.
Mereka hanyut dalam nikmatnya ciuman itu tanpa sadar Marcell sudah melepas baju atasannya menampakan otot atletis nya yang sexy,sedangkan kancing baju Queen sudah terlepas habis menampakan bra merah dan padatnya gunung kembar itu.
desah Queen keluar tanpa sadar saat ia menikmati ciuman dalam Marcell yang kini sudah menuju ke leher dan dadanya.
semakin bersemangat saat Marcell merasakan tangan lembut Queen sedang mengusap punggung dan lehernya....
ponsel milik Queen bergetar, tapi mereka masih mengabaikannya sampai getaran ponsel yang kedua membuat kegiatan mereka terpaksa harus terhenti
"Sial...jika itu ponselku pasti sudah ku banting," decak Marcell kesal.
" h-halo." sapa Queen sambil berusaha menjernihkan pikirannya dari apa yang telah dia lakukan
"......"
"Emm maafkan Brian aku tidak bisa, aku sedang sibuk," jawab Queen hati-hati sambil sesekali melirik Marcell
"...."
" ya aku belum pulang, masih ada beberapa pekerjaan yg harus aku selesaikan" ucap Queen
".."
"Oke,aku akan kabarin lagi nanti klo ada waktu.."ucapnya, sambil menatap pria yang kini menatapnya tajam
"..."
" bye.".Queen memutuskan panggilan tersebut
" pak saya, harus pulang, " ucap Queen sambil mengancing kembali pakaian nya dan merapikan dirinya karena sungguh ciuman tadi membuatnya cukup berantakan
" kau akan pergi menemuinya setelah bersenang-senang denganku,sayang?" Tanya Marcell dengan nada cibiran
" tidak pak! saya hanya ingin pulang, dan bukan kah anda ada pertemuan." jawab Queen. dia berharap Marcell melepaskannya karena jujur saat ini dia sangat malu,bagaimna bisa di melakukan ciuman panas dengan bosnya sendiri
" aku sudah terlambat sayang, karena kau menggodaku." Jawab pria itu datar
" menggoda anda? Saya ? " Tanya Queen tidak terima
" yaa kau menggodaku,apa kau lupa siapa yg mencium lebih dulu," timpal Marcel yang mendekatkan dirinya ke Queen
" sudah terlambat Queen Deanova, kau sudah masuk ke duniaku dan sudah menjadi milikku...,," bisik Marcell sambil
mengusap pipi Queen lembut
Queen hanya terdiam meratapi kebodohannya sambil mencerna apa yang Marcel sirat kan dalan perkataannya.
kenapa bisa jadi seperti ini sebelumnya semua baik-baik saja selama 5 tahun ini tidak ada apapun yang terjadi antara mereka dan sekarang ketenangan itu hancur berganti dengan hari yang melelahkan penuh dengan hal yang tak akan Queen duga.
" bisakah anda melepaskan ku pak." Pinta Queen dengan nada putus asa. saat ini dia hanya bisa memohon Marcell melepaskannya dan membiarkan dia hidup seperti dulu
" no ... no ... no Queen, bagaimna bisa aku berhenti bahkan saat aku masih belum mendapatkan apa yang aku mau, ini baru permulaan Queen, kau akan menikmati lebih banyak hal nanti. kau hanya perlu siapkan dirimu juga tenaga mu." sahut Marcell. lelaki itu membenarkan pakaian Queen sambil sesekali tersenyum kecil bagai serigala yang sedang mempermainkan seekor kelinci lemah
Deg..
Queen paham apa yang bosnya itu ingin kan,tapi keinginan bosnya itu adalah hal yang paling tidak mungkin ia berikan
Queen tidak mungkin memberikannya kesuciannya selain pada suaminya kelak,keperawanan yang selama ini dia lindungi dan jaga dengan baik mana mungkin dia serahkan pada seseorang yang bukan suaminya.
***