Pertemuan di Club

1301 Words
Semua orang menikmati suasana pesta perayaan, Marcell sengaja menyewa club itu malam ini untuk para pegawainya sedangkan dia duduk di sofa yang sudah di sediakan khusus untuknya. " hai bro, bagaimana pelayanan club ku oke bukan?," tanya pria tampan pemilik club yang juga adalah sahabat Marcell " emm...lumayan." Ucap Marcell sambil meminum alkoholnya, " susah sekali membuatmu puas," ucap Julian dengan senyum menyindirnya dan meninggalkan pria itu : : : " Queen..!! Kau dimana? Kau tidak kesini ?gila tempat ini sangat menarik dan asik." teriak Viona lewat telponnya " iyaa sebentar aku sedang di jalan Vio." decak Queen malas,sebenarnya dia ragu datang ke pesta club ini karena sebelumnya dia hanya ke club bersama sahabat dan kekasihnya dulu " jangan lama kami menunggumu loh." desak Viona pada sahabatnya itu Tidak butuh waktu lama Untuk Queen Sampai ke club tersebut dan kini melangkah memasuki tempat itu. Sesaat semua mata terpana melihat sosok perempuan yang baru saja masuk kedalam club dangan menggunakan baju dengan kerah sabrina dan rok jeans pendek yang menampakan kaki indahnya.. "Akhirnya kau datang Queen, gila semuanya memperhatikan dirimu." ucap Joy yang hanya di balas senyum terpaksa oleh Queen "Sudahlah mau sampai kapan kau sembunyikan sisi Queen yg ini pada Orang-orang,nikmatin saja pestanya seperti biasa." Ucap wanita itu sambil meneguk minumannya "yah, baiklah." Jawa Queen sambil mengangkat bahunya pasrah. mau bagaimana lagi dia sudah berada di sini. tidak sekrang mungkin nanti dia akan ketahuan. Tak lama berselang tiba tiba seorang pria datang menyapa Queen " Hai kau Queen kan?" tanya pria itu "Iya." Jawab Queen dengan senyum seadanya " wow...kau terlihat sangat berbeda sekali dari penampilan saat di kantor ... you look so beautiful and sexy." ucap pria itu sedikit berbisik di kata "Sexy" Membuat Queen memutar bola matanya jengah "Sorry bro...she is my Queen." cela David sambil melingkarkan tangannya di pinggang Queen membuat pria itu kesal dan meninggalkan meraka "Hentikan dave, dia sudah pergi," ucap Queen sambil melepaskan tangan dave dari pinggangnya " ayolah Queen, apa yang kau takutkan harusnya kau bangga pria setampan aku merangkul mu ," kata David dengan percaya diri "Kau hanya membuat dia susah mendapatkan pacar karena kelakuanmu Dav." timpal Joy "dia bisa jadikan aku sebagai pacarnya kenapa harus cari pria lain." Jawab pria itu sambil sambil mengedipkan matanya ke arah Queen " ewww...siapa yang mau playboy sepertimu Dav jadi sahabatmu saja sudah melelahkan apa lagi pacar." Jawab Queen malas "Benar menjadi sahabatnya membuat kita berurusan dengan para wanita gila.." sahut Viona kesal Semua orang menikmati suasana begitu juga Queen yang awalnya setengah hati kini lupa akan keraguannya dia dan ikut berbaur dalam meriahnya pesta tersebut tanpa dia sadari ada mata yang mengawasinya dengan penuh tanda tanya "bagaimana biasa...siapa dia yang sebenarnya?." Ucap pria tampan sedari tadi mengamati Queen Queen meliuk-liukan tubuhnya mengikuti alunan dan dentuman musik DJ dia selalu lupa akan segalanya jika sudah turun ke lantai dansa beberapa pria mendekatinya sekedar untuk menari berama dan Queen tidak menolak kenapa? Karena dia menikmatinya tanpa disadari seorang pria bangun dari sofa kenyamanan nya dan berjalan menuju ke arah Queen yang terlihat asik. Queen tidak menyadari pria itu sudah ada di sampingnya mengamati tubuhnya yang meliuk-liuk l indah sampai akhirnya tangan pria itu menarik Queen menjauh dari kerumunan orang yang sedang menari itu "Aww...lepaskan apa yang!" Belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya dia sudah terkejut mendapati pria yang ada di depannya tidak lain adalah Marcell " pak Marcell , ada apa pak kenapa anda membawa saya ke sini." Tanya gadis itu heran, Marcell hanya diam menatap Queen dengan tatapan yang sulit di jelaskan " pak tolong lepaskan," pinta Queen sambil mencoba melepas tangannya Belum berhasil melepas tubuhnya Queen sudah di dorong dan terpojok ke dinding. kedua tangan Marcell mengunci bahu Queen " yang mana." tanya Marcel "maksudnya?? " jawab Queen bingung " yang mana dirimu yang sebenarnya." Marcell mendekatkan wajahnya ke telinga Queen dan membisiki gadis itu, membuat Queen bisa merasakan deru nafas Marcell di lehernya dan mencium jelas aroma maskulin pria itu membuatnya hanya bisa memejamkan matanya sambil menerka apa yang pria itu coba lakukan "Jawab aku." ucap Marcell sekali lagi ia sengaja menghembuskan nafasnya. ia juga menikmati aroma gadis itu, aroma yang sungguh menggoda serta sangat sulit untuk di jelaskan "a-aku tidak ada yang palsu pak,aku yg sekarang dan yang anda tau tetaplah Queen yang sama. " ucapnya terbata-bata menahan gejolak hatinya entah kenapa keadaan ini membuatnya sedikit gelisah " benarkan? Kau benar-benar menarik tadi siang kau masih sekertaris ku yang terlihat polos dan biasa saja,tapi sekarang!" Kini pria itu menarik wajahnya Queen untuk menatap matanya Mereka berdua saling menatap mencari sesuatu di balik mata mereka masing-masing dan melupakan sesaat di mana mereka berada wajah mereka saling mendekat hingga sebuah kecupan melayang membuat Queen terdiam sesaat masih belum mengerti keadaan ini dia bukan anak polos tapi kenapa keadaan ini membuatnya tidak bisa berkutik,hingga sebuah kecupan kedua dari Marcell kembali mendarat ke bibirnya namun Queen masih diam " Aku anggap kau setuju Queen." seketika Marcell melumat bibir Queen menghisapnya,menggigitnya. bibir gadis ini benar-benar membuatnya gila Queen tidak hanya diam entah apa yg dia pikirkan bukanya menolak tapi dia malah menerima ciuman panas itu, Queen gadis yang berbakat dia bisa dengan mudah mengimbangi ciuman panas itu sesaat ciuman mereka terhenti ketika mereka mulai kehabisan nafas Deru nafas mereka beradu dengan kening yang masih menempel kini mereka menikmati aroma masing-masing sebelum akhirnya Queen mendapatkan kesadarannya kembali dan memilih pergi untuk menyudahi kegilaan ini. " saya harus kembali pak." Queen melepas tangan Marcell yang entah dari kapan sudah melingkar di pinggangnya " kenapa bukankah kau menikmatinya?," Marcel menahan pelukannya sambil tersenyum puas " saya tidak mengerti, maaf saya harus kembali." Jawab Queen yang memerah karena malu. ia melepas kasar tangan Marcell sebelum melangkah pergi Baru beberapa langkan meninggalkan Marcell, langkah Queen terhenti karena pelukan seorang pria yang mana membuat Queen terkejut dan berpikir Marcell yang lagi-lagi menahannya "pak ... apa yang kau lakukan." Queen terkejut saat ia berbalik dan mendapati sosok pria lain yang memeluknya "Brian kau disini , kapan kau kembali?apa dari tadi kau yg memainkan DJnya.".Tanya Queen dengan senyum bahagia dan memeluk pria itu " Ya, dan kau terlalu asik sampai tidak memperhatikan sekitarmu..." Jawab pria itu sambil mengelus pucuk kepala Queen "Kau dari mana,kenapa tadi tiba-tiba menghilang dari lantai dansa?.." tanya Brian sambil melepas pelukannya "aku tadi--" Omongan Queen terputus oleh Kehadiran Marcell yangg tiba-tiba "kau mau kemana Queen urusan kita belum selesai." ucap Marcell dingin membuat jantung Queen Berdebar " urusan?? Astaga apa lagi kali ini? kenapa jadi seperti ini" (batin Queen) " siapa dia Queen." tanya Brian " itu..perkenalkan dia bos ku Marcellio Jonnthan." jelas Queen terbata " perkenalkan aku brian Hander kekasih Queen B." Ucap Brian sambil menyodorkan tangannya dan tersenyum membuat Marcell menyunggingkan bibirnya sinis " kekasih?" Ucap Queen membeo omongan Brian sambil tersipu dan memerah. Brian dan Queen memang sudah lama saling mengenal, mereka sering meluangkan waktu berdua untuk sekedar ke cafe atau melakukan hal yang menyenangkan tapi tidak ada status yang jelas di antara mereka,mendengar kata-kata "kekasih" membuat Queen senang karena sepertinya Brian tidak main-main dengannya, berbeda dengan raut wajah Marcell saat ini pria itu terlihat jelas tidak suka dengan perkataan Brian "kekasih Queen ya? Kenalkan aku Marcellio Jonnathan bos Queen." Jawab Marcel dengan senyum smirk namun Tetap menatap tajam Brian Suasana dingin mulai menjalar, Queen yang berada di antara keadaan canggung ini pun mulai merasa tidak baik dan segera menarik Brian pergi dari hadapan Marcell "baiklah pak, saya akan kembali bersama yang lain," Queen dan Brian menjauh meninggalkan Marcell dengan rasa kesalnya. kesal? tentu bagaimana bisa ia tidak menyadari sebuah permata indah di dekat selama ini " heh...kekasih ya, sepertinya jalan mu akan sulit sekarang." guman Marcell sambil menunjukan senyum jahatnya ia takkan membiarkan Brian mendapatkan Queen karena gadis itu adalah targetnya sekarang. persetan dengan hubungan mereka jika Marcell mau dia akan mendapatkannya., apapun itu : : : : ❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD