“Sampai rumah, aku mau langsung makan, ya?” Rengekan Fean dari seberang, membuat Dara makin sibuk melukai bibirnya. Dara tak hentinya menggigit bibir bawahnya saking gugupnya, padahal Fean belum ada di hadapannya. Perasaan bahagia itu meletup-letup, membuat Dara tersipu sekaligus gugup. Layaknya mereka yang jatuh cinta, pujian sekaligus rayuan yang Fean layangkan juga sukses membuat Dara terbuai. Wanita itu tak hentinya salah tingkah karena terlalu bahagia. Dara selalu ingin dimanja. Ajaibnya, kebahagiaan akibat rayuan sekaligus kepedulian Fean juga membuat Dara melupakan luka-luka akibat pertemuannya dengan orang tua Billy. Luka-luka itu sungguh tak tersisa lagi. “Ra ...?” Ya ampun om Fean masih nagih jatah! Batin Dara tidak bisa menjawab. “Setelah ini jangan lupa buat siap-siap, ya