92 : Ketar-Ketir

1634 Words

Dara baru bangun ketika sang suami sudah rapi dan siap pergi. Fean yang mendapati sang istri masih cemberut lesu, segera berjongkok di hadapannya. Pagi ini, tentu sangat berbeda. Dari cara Dara menatap Fean saja, Fean bisa merasakan istrinya menjadi sangat manja. “Aku pergi dulu,” lirih Fean sengaja pamit. Kedua tangannya membingkai wajah Dara yang kemudian ia kecup mesra bibirnya. Dara yang tak membalas berangsur menggeleng. Kedua tangannya berangsur mendekap manja tengkuk Fean. Tak lama berselang, kedua tangan Fean langsung mendekap punggung Dara. Fean yakin, istrinya belum mau ditinggal. “Hari ini kamu istirahat saja di rumah. Nanti pergi ke salon bareng mamah apa Lita biar besok, kamu bisa lebih rileks buat acara empat bulanannya,” lirih Fean. “Aku pikir hari ini Om enggak kerja,”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD