01

559 Words
September 2017 Inez berjalan seorang diri ditengah malam, ia baru saja pulang kerja dari salah satu restoran terkenal, yaitu S'Restourant dia merapatkan mantel yang ia kenakan saat rasa dingin menusuk sampai ke tulangnya. Rasanya Inez sangat capek tetapi dia tidak boleh mengeluh, dia harus semangat agar bisa membiayai sekolah adiknya di kampung halamannya. Di saat ia tengah memikirkan nasib adiknya di kampong dia tidak sengaja mendengar kasak-kusuk dari semak sebelah kirinya. Dan ia juga mendengar suara minta tolong dari semak-semak tersebut. “To.....tolong.” Terdengar suara yang begitu lemah dari arah yang gelap tersebut dan membuat bulu kuduk Inez  merinding. Inez sangat takut jika yang meminta tolong tersebut hantu atau sejenisnya, Tetapi ia harus berpikir positif dan Inez mulai berjalan pelan-pelan menuju semak-semak tersebut. Dan ia melihat seorang laki-laki yang terluka parah di daerah dahi dan tangannya. Dia langsung menghapiri pria tersebut dan dengan sigap Inez langsung memangku kepala pria tak berdaya itu. “Hey.... hey tolong jangan pingsan dulu.” Kata Inez ia tidak tahu harus berkata apa, ia juga baru pertama kali melihat orang seperti ini. “To....tolong saya.” Kata pria tersebut dengan nada lemah. “Oke oke, saya akan menolong anda tetapi anda jangan pingsan dulu, saya tidak akan kuat mengangkat anda sampai di apartement saya.” Jawab Inez. tanpa berpikir lagi ia langsung membawa pria tersebut, dengan tangan kanan di pinggang pria itu dan tangan kirinya memegang tangan pria yang berada di atas bahunya. Sambil mengerutu tidak jelas Inez akhirnya bisa membawa pria tersebut masuk ke dalam apartemen sederhananya dan langsung membaringkan tubuh pria yang lemah itu ke sofa usangnya. Lalu Inez langsung mengambil mangkok kecil untuk mengisi air guna membersihkan luka yang ada di tubuh pria itu dan tidak lupa kotak P3knya. Setelah selesai membalut luka yang ada di tubuh itu, Inez membersihkan peralatanya dan hendak ke dapur tetapi tiba-tiba pria itu memegang tangan inez dan berbicara. “Terima kasih sudah menolongku.” Kata pria tersebut sambil tersenyum melihat Inez yang masih berdiri. Inez yang masih terkejut karena tangannya tiba-tiba ditarik langsung tersadar karena pria itu menggoyang tanganya. “Ah...ya sama sama Tuan.” Ucap Inez tersenyum kikuk karena, yah dia baru pertama kali sedekat ini dengan pria. “Apakah aku bisa meminjam ponselmu?” Tanya pria tersebut. “Oh iya tunggu sebentar saya akan mengambilnya.” Kata Inez dengan bahasa formal. “Tidak perlu memakai bahasa formal cukup panggil aku Roy.” Kata Roy dengan senyum lebarnya, Entah kenapa dia selalu tersenyum jika di dekat gadis yang baru saja ia temui ini. “Oh ba...baik, saya eh maksudnya aku akan mengambilkan ponselku dulu.” Dan inez langsung berlari kecil ke kamar ia mencari ponselnya, setelah ia menemukannya, inez langsung ke ruang tamu dan memberikan ponsel tersebut kepada pria yang bernama Roy. “Ini ponselnya dan aku pergi ke dapur dulu untuk menyimpan ini semua.” Kata Inez sambil mengakat peralatan yang ia gunakan untuk mengobati Roy. Inez langsung berlalu dari hadapan Roy dan dia tidak menyadari jika dari tadi Roy menatapnya dengan intens. Inez kembali ke ruang tamu dan melihat seorang pria tua yang sedang berbicara kepada Roy. “Aku akan pulang, supirku sudah menjemput.” Kata Roy “Ah ya tentu.” Jawab Inez “Terima kasih sudah menolongku dan aku akan kembali lagi untuk menjemput mu agar bisa menjadi milik ku.” Ujar Roy sambil berbisik ke telinga Inez saat ia akan melewati gadis itu. Inez hanya diam mematung saat mendengar kata-kata terakhir pria itu sebelum dia keluar dari apartemen nya. “Sekali lagi terima kasih nona, karena sudah menolong Tuan.” Kata pria paruh baya tersebut sebelum ia keluar dari apartemen Inez dan mengikuti Tuannya. ***** JANGAN LUPA KASIH LOVE NYA YAAA....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD