Kyouko mulai mengerjap dan samar-samar yang ia lihat adalah langit-langit kamar bernuansa abu. Saat ia menajamkan penglihatannya,ia berusaha bangun namun menyadari kedua tangannya terikat di kanan dan kiri tubuhnya begitu juga kakinya. “Sudah bangun rupanya.” Sebuah suara membuat Kyouko menoleh dan melihat seorang pria berjalan ke arahnya. Pria itu bukanlah Kazuma, melainkan Sano. “Siapa kau?!” tanya Kyouko dengan memasang ekspresi garang meski tubuhnya terasa lemas. Sano berhenti di sisi ranjang dan mengamati Kyouko dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ia mengeluarkan sebuah jarum suntik dari saku jas dokter yang dipakainya kemudian mengambil sampel darah dari tangan Kyouko. Kyouko hanya bisa meringis saat merasakan darahnya terambil. Ia berusaha melepaskan diri namun tak bisa. Kedua

