Karena itu merupakan permintaan ibunya, Zain terpaksa mengunjungi rumah Tatiana yang ada di Selandia Baru juga. Katanya dia dirawat dirumahnya karena tidak mau meninggalkan bayi mungilnya. Begitu Zain sampai disana, penjaga disana sudah mengetahui siapa dirinya. Mereka menyapa dengan ramah. Suster yang menjaga Tatiana dan juga bayinya ikut menunggu di ambang pintu. “Tuan, saya sudah panggil dokter dan keadaannya membaik. Sebelumnya memang agak parah. Demam dan muntah-muntah.” “Itu gak akan berpengaruh sama bayinya ‘kan?” “Tidak, Tuan. Bayinya tetap sehat, Irani sedang menggendongnya.” Zain melangkah masuk melihat keadaan Tatiana terlebih dahulu. Dia sedang berbaring diranjangnya dengan mata terbuka. Infus menghiasi lengannya, Tatiana tampak lemah. Tapi Tatiana masih mampu untuk mengena