Setelah menunggu beberapa detik dan Ezio tak kunjung datang, maka Niko terpaksa beranjak dari tempat duduknya. Ia tak sabar menunggu kedatangan Ezio dan pemilik untuk mendatangi anak itu. Bisa saja dia pura-pura tidak mendengar, bukan? Terdengar suara pintu diayun dengan sentakan kuat. Niko berjalan menuju ke kamar Ezio. Di depan pintu berpolitur cokelat muda, dia langsung mendorong pintu itu hingga terbuka lebar, tanpa mengetuknya terlebih dulu. "Ezio!" sentak Niko memelototi putranya yang sedang asyik bermain pesawat remote control. "Ya, Ayah. Ada apa? Apakah Ayah mau bermain denganku?" Ezio dengan tenang sekali dan santai, menyodorkan remote controlnya. Niko tentu saja tidak menerimanya, tapi malah menampik hingga jatuh sampai membentur lantai dengan suara yang cukup keras. "