Memergoki perselingkuhan (A)

1017 Words
(Nb : Alur maju-mundur) Menurut info yang beredar, pria simpanan Vionna merupakan seorang pengusaha muda berinisial L. Tidak ada yang tahu wajah pria tersebut, bahkan tidak ada yang tahu bahwa rumor tersebut merupakan fakta atau bukan. Sebenarnya Clara sendiri ragu, bahwa Vionna yang begitu elegan dan berkelas akan tega berselingkuh di belakang Andrew. Sosok suami idaman kaum hawa. Sosok lelaki yang sempurna. Clara ingat jelas bagaimana bahagianya pasangan tersebut selama empat tahun menjalin rumah tangga. Bahkan Andrew memperlakukan isterinya seperti seorang puteri. Dan mereka berdua begitu mesranya hingga Clara yang setiap kali bertemu dengan keduanya merasa iri dan berandai – andai jika seandainya dialah yang berada di posisi Vionna. Clara nyaris tidak mempercayai rumor yang beredar bahwa perselingkuhan Vionna menjadi penyebab keretakan rumah tangga Andrew. Ia lebih mempercayai bahwa keretakan mereka disebabkan lantaran kesibukkan keduanya hingga menimbulkan miss komunikasi. Tetapi kali ini, ia melihat jelas dengan mata kepalanya sendiri bahwa Vionna bersama dengan pria asing di sebuah hotel sembari merangkul lengannya mesra. Ok, dia tidak mau berburuk sangka terlebih dulu, karena tidak semua yang dilihat oleh mata adalah kenyataan, bisa saja itu hanya sebuah prasangka. Tetapi bagaimanapun juga seseorang berlainan jenis berangkulan mesra dan berada di hotel berdua pasti tetap akan menimbulkan pikiran negatif bukan? Penasaran, Clara mengikuti. Ingin melihat jelas wajah pria bajingan yang tega memacari wanita yang sudah bersuami. *** Lucas duduk santai menikmati secangkir wine di lantai dua resto. Beberapa pasang mata tak segan mencuri pandang ke arahnya. Sosoknya yang memukau dengan kulit putih bersih untuk ukuran lelaki membuatnya seperti lampu yang menyinari jalanan, dari kejauhan sudah tampak bercahaya. Wajahnya bisa dikatakan tampan, tetapi ketampanan Lucas berbeda. Dia memiliki pesona nakal. Dan hal yang paling mencolok dari diri Lucas ialah hidungnya. Hidungnya sangat bagus, mancung sempurna pas dengan bentuk wajahnya. Lucas tersenyum sembari mengangkat gelas winenya, sadar bahwa perempuan cantik yang duduk tak jauh di depannya tengah memerhatikan dirinya. Perempuan itu tampak tersipu dan langsung menunduk dengan wajah memerah dan jantung berdegup kencang. Dia tak menyangka bahwa lelaki itu membalas tatapannya. Tak mau melewatkan kesempatan emas, perempuan itu mendekat malu – malu ke arah Lucas. Dan ya, tentu saja Lucas menyambutnya dengan senang hati. Lucas juga tidak akan melewatkan seekor kupu – kupu cantik menuju ke sarangnya. Mereka berbincang. Lucas adalah pribadi yang menyenangkan dan ramah. Tetapi, dia adalah seorang Ripper. Malaikat maut yang bersembunyi di balik keramahan dan sosok kekasih sempurna. Menumpahkan segala perhatian kepada perempuan manapun yang pantas untuknya. Lalu setelah mereka terlena, dia tak segan membunuh mereka. Tepatnya membunuh harapan mereka akan cinta seorang Lucas. Dia hanya suka bermain – main dengan perempuan – perempuan yang menjatuhkan diri mereka sendiri ke dalam pesonanya. Oleh karena itu, dia mendapat julukan Ripper. Malaikat maut, pemain cinta. Setidaknya sejak saat itu. Sejak wanita yang amat ia cintai meninggalkannya begitu saja. Bahkan di masa – masa terpuruknya. Menimbulkan sakit hati mendalam hingga membakar jiwa. Hingga ia melampiaskan semuanya kepada perempuan – perempuan yang pantas menerimanya. Mencari penghiburan diri akan sakit abadi yang menderanya. Lucas tersenyum menatap wanita yang bernama Karin itu. Menatap mangsanya dengan tertarik. Tertarik untuk mematahkannya. Setelah beberapa menit mereka berbincang dan saling bertukar nomer. Berjanji untuk berkencan sabtu depan, lalu perempuan itu pergi bertepatan dengan Hudson asisten pribadinya yang datang setelah menyelesaikan urusan dengan perwakilan Decide grup. "Saya sudah melihat penawaran kerja mereka tuan." Ucap Hudson sembari menyerahkan proposal penawaran kerjasama dari pihak Decide. "Bagaimana menurut mu?" Tanya Lucas tanpa mau repot – repot membaca proposal itu. "Bagus. Tapi tak cukup menarik." Jawab Hudson jujur. Lucas tertawa mendengar jawaban Hudson. Jika asistennya itu mengatakan baik, maka memang baik. Begitu juga sebaliknya. "Tapi, aku tetap akan menyetujui penawaran kerjasama mereka." Ujar Lucas membuat Hudson mengerutkan kening bingung. Masih banyak perusahaan di bidang desain yang jauh lebih kompeten dari Decide yang mengantri berkejasama dengan JL Company. Tetapi mengapa tuannya menyetujui? "Hitung – hitung ganti rugi kepada gadis perwakilan Decide itu." Ya, karena bagaimana pun juga, tindakan si gila Daniella yang telah salah sasaran melabrak perwakilan Decide Grup pasti menimbulkan syock. Hudson mengangguk mengerti. Kemudian sebuah dering Handphone mengalihkan atensinya. Dia membaca pesan tersebut lalu kembali mendongak ke arah bosnya. "Tuan, nona Vionna datang." Lucas terdiam sejenak. Sebelum kemudian tersenyum dengan sorot tak biasa. "Aku akan menyambutnya." *** Ini gila. Clara meruntuki diri sendiri. Rasanya dia seperti penguntit saja. Mengendap – ngendap mengikuti dua orang yang pastinya akan memadu kasih di hotel ini. Lalu, apa yang akan dia lakukan setelah melihat langsung wajah pria simpanan Vionna? Apa yang akan ia lakukan setelah memergoki Vionna berselingkuh? Apa dia akan melabrak dan memaki – maki Vionna karena telah menghianati sahabatnya? Clara mengernyit. Sejujurnya dia tidak terlalu akrab dengan Vionna. Dirinya hanya berbicara sesekali dan bertemu di beberapa acara yang melibatkan Andrew atau lebih tepatnya dia sendiri yang tidak mau mengakrabkan diri kepada Vionna. Tidak kuat setiap melihat Andrew dan Vionna bersama. Rasanya nyawanya seperti melayang, dan tubuhnya terasa lemas ketika melihat itu. Tetapi apa yang dilakukannya sekarang sungguh konyol. Bukankah seharusnya ia membiarkan saja Vionna bersenang – senang dengan simpanannya? Sebetulnya ini hal bagus untuk dirinya bukan? Kalau perlu ia mengabadikan momen tersebut lalu menunjukkannya kepada Andrew agar sahabatnya itu menceraikan isterinya yang tak setia. Dengan begitu kesempatannya merebut hati Andrew terbuka lebar. Namun alih – alih melakukan hal itu, Clara lebih memilih untuk menjaga perasaan Andrew. Dia ingat jelas bagaimana sedihnya Andrew ketika Vionna pergi dari sisinya. Dan dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika Andrew melihat semua ini dengan mata kepalanya sendiri. Ia lebih menginginkan melihat kebahagiaan Andrew ketimbang kebahagiaannya sendiri. Kembali ke saat ini. Mereka berdua menaikki lift menuju lantai 3, dengan cepat Clara mencari lift lain dan menuju ke lantai yang sama. Untuk sejenak mereka menghilang dari pandangan Clara. Clara terus mencari – cari, sampai kemudian ia melihat mereka menuju ke sebuah ruangan. Bukan kamar hotel. Melainkan private bar. Hanya ada mereka berdua di dalam ruangan itu. Clara mengintip di balik pintu. Mereka berdua berbincang. Entah membicarakan apa. Dan Clara melihat Vionna memeluk lelaki itu. Mata Clara melebar ketika dilihatnya mereka berciuman mesra. 'Ohh.. Andrew yang malang.' Lalu pada akhirnya Clara memilih berbalik pergi. Sudah cukup ia melihat semua ini. Vionna memang berselingkuh. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD