Memergoki perselingkuhan (B)

1403 Words
"Lucas." Wanita itu tersenyum menatap pria yang berdiri di depannya. Senyuman lembut dengan tatapan hangat menghiasi wajahnya yang penuh kerinduan. "Apa kabar?" "Kabar ku sangat baik, Anna." Anna merupakan nama panggilan Vionna. Hanya orang-orang tertentu saja yang memanggilnya seperti itu. Vionna mengulum senyum. Rasanya sudah lama sekali panggilan tersebut tidak pernah terdengar di telinganya. Panggilan yang selalu ia rindukan. Ralat. Lebih tepatnya, suara yang selalu ia rindukan. Suara lelaki itu. Kekasih masa lalunya, Lucas. Sekitar dua bulan lebih semenjak ia mendengar kabar bahwa Lucas kembali ke kota ini, hatinya terasa bergetar. Seolah ada sesuatu yang terlahir kembali di dalam dirinya setelah sekian lama lenyap. Ia sampai melupakan statusnya sebagai isteri seseorang. Dengan susah payah, membuang harga diri, Vionna akhirnya dapat menghubungi Lucas kembali. Meskipun hanya lewat telepon, dia sudah bahagia. Dan sekarang, dia benar-benar bertemu dengan kekasihnya kembali setelah bertahun-tahun tak bersua. Rasanya lebih dari sekedar bahagia. Sebenarnya selama bertahun-tahun ini, tak sekali pun ia benar-benar melupakan kekasih masa lalunya. Ia masih kerap mencari kabar keadaan Lucas. Bagaimana perkembangan pria itu? Bagaimana kehidupan pria itu setelah ia meninggalkannya? Dan dari kabar yang ia dapat, Lucas menjadi 180 derajat berbeda. Bukan wajahnya ataupun penampilannya, karena daridulu Lucas masih sama tampannya. Tetapi perubahan di diri Lucas ialah kepribadiannya. Semenjak Vionna meninggalkannya, Lucas menjadi pria yang kejam. Suka bergonta-ganti pasangan, dan mencampakan mereka dengan amat sadisnya. Mematahkan hati para wanita tanpa ampun. Seolah sebagai bentuk balas dendam lantaran dulu ia pernah dicampakan oleh seseorang yang amat ia cintai. Lucas tidak pernah berkomitmen pada perempuan manapun. Yang ada dia menjadi penjahat wanita berkedok kekasih sempurna. Dan semua ini gara - gara dirinya. "Maafkan aku, Lucas!" Vionna menunduk sedih. Benar - benar menyesal atas segala perbuatannya kepada Lucas. "Maafkan aku!" "Sudah berapa kali kau bilang seperti itu." Lucas menjawab dengan senyum simpul. "Aku lelah mendengarnya." Ya, sejak Vionna mencampakannya. Sejak perempuan itu akan menikah, dan sejak komunikasi pertama setelah lima tahun tak bertemu, kalimat yang Vionna ucapkan selalu sama, yaitu maaf. Maaf, maaf, dan terus maaf. Membuat Lucas muak. Kata maaf, tidak akan pernah bisa mengembalikan waktu yang sudah lama terbuang. Tidak akan pernah bisa mengembalikan masa lalu. Dan tidak akan pernah merubah keadaan. Bagaimana pun, dadanya masih sakit ketika menerima kenyataan bahwa wanita yang ia cintai telah bersama dengan pria lain. Bahkan Vionna meninggalkannya di saat - saat terpuruknya. "Maaf mu tak berguna." "Aku tahu." Vionna menghela nafas. Tersenyum sendu, sadar bahwa semua ini adalah kesalahannya. Jemari lentik Vionna lalu bergeser menggengam tangan Lucas. "Tapi, aku ingin merubah semuanya Lucas." 'Hahaha.' Lucas tertawa. Dia menarik tangannya pelan lalu mendengkus. "Apa yang ingin kau rubah?" "Hubungan kita." Lucas tersenyum sinis. Membuka botol wine lalu meneguknya sebelum berkata, "Memang kita masih ada hubungan?" "Bukankah kita tidak pernah putus?" Benar, dulu mereka tidak benar-benar putus. Lebih tepatnya tidak ada kata putus. Sampai kemudian Vionna menikah dengan laki-laki lain. Lucas menatap mengejek, "Memangnya aku mau dengan wanita yang bersuami?" Meletakkan gelas wine, ia kembali berkata. "Sadari posisi mu." Raut wajah Vionna seketika pias. Mendengar ejekan itu dari Lucas benar-benar mengiris hatinya. Ya, dia sadar betapa tak tahu malu dirinya. Tetapi bagaimanapun ia tak mau membohongi diri, bahwa ia masih menginginkan bersama Lucas lagi. "Aku tahu Lucas. Dan aku sangat sadar apa yang aku lakukan." Vionna mendongak. Menatap Lucas pedih. "Dulu orangtua ku yang memaksa ku untuk menikah. Aku menjalani hari – hari yang tak bahagia. Aku menyesal." Lucas terdiam "Kau tahu, selama ini aku selalu merindukan mu. Tidakkah kau juga merindukan ku?" Lucas masih terdiam, manik cokelatnya menatap Vionna tajam. Seolah menembus ulu hati, mencari kebenaran dan ketulusan dari kata – katanya. Sesungguhnya dia enggan mempercayai ucapan dari wanita yang telah menghianatinya. Bagaimanapun juga, kebencian itu masih bersarang. Tetapi entah kenapa di saat dirinya bertatapan langsung dengan Vionna, hatinya mulai goyah. Lucas memejamkan mata sejenak, menahan apapun yang bergejolak di hatinya. Lucas yang dulu sudah tidak ada lagi. Bagaimana jika Vionna menghadapi sosok Lucas yang sekarang? "Ya, aku merindukan mu." Balas Lucas, matanya kembali terbuka lalu menyorot Vionna dalam. "Lalu, apa yang akan kau lakukan, Anna?" Untuk sesaat, Vionna terdiam tidak tahu harus menjawab apa. Statusnya yang masih menikah mengusiknya. Tetapi itu urusan belakang, yang terpenting sekarang ialah dia bisa bersama Lucas lagi. Vionna yang merasa lega dan senang segera berhambur kepelukan Lucas. "Aku ingin bersama mu, Lucas. Aku ingin mengulang kembali kisah kita yang dulu." Bisiknya, sembari menghirup aroma Lucas. Merasakan pelukan hangat dan nyaman yang begitu ia rindukan. Sementara itu Lucas malah terkekeh. Perlahan ia melepaskan pelukan Vionna lalu memandangnya dengan sorot tak biasa. "Bagaimana jika aku tak mau?" Lucas mundur dengan kedua tangan menopang pundak Vionna, "Meskipun aku merindukan mu, tapi aku sudah tidak berselera." "Sekarang aku bisa memilih wanita mana saja yang aku suka, bahkan mereka rela menyerahkan dirinya pada ku." Lucas tersenyum miring. "Kenapa kau begitu percaya diri bahwa aku masih menginginkan mu, Anna?" Tubuh Vionna seketika menegang. Sejujurnya kata – kata Lucas telah menghina harga dirinya. Tetapi ucapan laki – laki itu benar adanya. Vionna menyadari itu, dan dia tahu bahwa Lucas masih menyimpan kebencian padanya. Namun, ia juga tahu bahwa di hati Lucas, masih tertanam namanya. Tindakan Lucas yang selalu mempermainkan para wanita disebabkan olehnya. Dan Vionna datang, untuk membawa Lucas kembali seperti dulu. Seorang laki – laki yang hanya mencintai satu wanita. Yakni dirinya. Perlahan bibir Vionna melengkung membentuk senyum teduh. Jemarinya dengan pelan menangkup pipi Lucas, membuat lelaki itu tertegun. "Karena aku tahu, di hati mu masih tersimpan nama ku, Lucas." Ucapnya. Lalu ia berjinjit. Mendekatkan wajahnya untuk kemudian mencium bibir Lucas. Dan Lucas terdiam, membiarkan Vionna menciumnya. Perlahan, matanya terpejam. Ia terhanyut. Refleks, Lucas menarik pinggang Vionna. Memeluknya erat. Merasakan kembali kelembutan bibir wanita yang belum benar – benar sirna dari hidupnya. *** Di celah pintu, mata CLara melebar terkejut melihat adegan tersebut. Ia memekik dan menutup mulutnya. "Ohhh... Andrew yang malang." Apa yang dilihatnya ini menjadi bukti bahwa Vionna memang benar – benar berselingkuh. Dia sangat marah, kenapa Vionna tega sekali kepada Andrew? Dan dia juga sedih, kenapa Andrew harus jatuh cinta dengan wanita yang tidak setia? Menggeleng miris, pada akhirnya Clara memilih pergi. Sudah cukup dirinya melihat adegan menjijikan ini. Ia harus segera kembali ke kantornya. Sementara itu di dalam private bar, ciuman itu masih berlangsung. Menyalurkan kerinduan dan hasrat yang sudah lama terpendam. Sampai kemudian Lucas tersadar, kemudian melepaskan pelukannya dan mendorong Vionna menjauh. Sejenak Lucas memandangi Vionna yang masih mengatur nafasnya. Entah kenapa hanya sebuah sentuhan dari wanita ini telah meretakkan pagar besi yang ia bangun rapat. Dia tidak gila dengan berhubungan dengan wanita yang sudah bersuami. Dan betapa bencinya dia dengan perempuan ini. Perempuan yang sudah menghancurkan hatinya berkeping – keping. Di saat keluarganya mengalami kebangkrutan, Vionna malah meninggalkannya begitu saja dan menikahi pria lain. Uang mengalahkan cinta. Lucas mulai memupuk benci. Merasa semua itu hanya kamuflase. Tidak ada yang namanya cinta tulus. Wanita sama saja, akan beralih kepada sosok lain yang lebih bersinar. Walaupun tahu seperti itu, di saat Vionna memeluknya dan menciumnya rasanya seperti kembali ke dalam kenangan indah. "Aku akan menerima mu lagi, bila kau sudah beralih dari status mu." Ucap Lucas. Kemudian berbalik keluar dari private bar. "Aku pergi dulu!" *** Clara masih berjalan di koridor hotel lantai tiga hendak menuju lift, tetapi langkahnya terhenti ketika mendapati sosok yang tak asing berada di lantai yang sama namun berseberangan dengannya. "Andrew?" Mata Clara menyimpit, memastikan apa yang dilihatnya tidak salah. "Mengapa Andrew di sini?" Clara tertegun sejenak, tetapi kemudian sensornya bergerak cepat. Bagaimana jika Andrew mendapati Vionna bersama lelaki lain? Hati Andrew itu lemah. Dia pasti akan lebih terpuruk lagi. Setengah berlari, Clara berbalik menuju ke arah private bar tempat dimana Vionna bersama kekasih gelapnya. Mencegah Andrew melihat semua ini. Setidaknya untuk saat ini. Kondisi Andrew masih belum stabil. Dihantam kenyataan menyakitkan pasti akan membuatnya hancur. Sebelum dia sempat menuju pintu bar, Clara mendapati Vionna sudah keluar dari ruangan itu. Berdiri diam seolah menunggu. Manik gelapnya bergulir dan mendapati Andrew berjalan menuju private bar. Lalu pandangannya menangkap pria berjas hitam berjalan di belakangnya, pria itu... selingkuhan Vionna juga hendak menuju kembali ke private bar. Clara menelan ludah. Posisinya yang berada di tengah – tengah membuatnya seperti pembatas. Vionna, yang berdiri di depan pintu bar tak jauh di depannya. Lalu Andrew berjalan berseberangan dengannya, sementara selingkuhan Vionna berada di belakangnya. Apa yang akan ia lakukan? Dengan panik, secara refleks... Clara berbalik menghadang pria selingkuhan Vionna lalu menarik lengan laki – laki itu cepat. Memepetnya di dinding membuat Lucas tersentak kaget. 'Apa – apa'an ini?'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD