Badan rasanya pegal luar biasa saat pertama kali aku membuka mata. Aku merasa seperti habis dipukuli, benar-benar sakit semua. Jangankan langsung bangun, bergerak saja rasanya nyeri. “J-jam berapa ini?” aku celingukan mencari ponsel, ternyata ponselku terlalu jauh dari jangkauan. Benda itu tergeletak di atas meja. Aku harus bangun untuk mengambilnya. Tidak, aku belum sanggup. Saat ini Mas Rivan tidak ada di sampingku. Bunyi gemericik air di kamar mandi juga tak terdengar. Dia ke mana? Aku memejamkan mata lagi, lalu menarik selimut erat. Rasa dingin langsung menusuk kulitku karena aku hanya sempat mengenakan kaos hitam yang Mas Rivan pakai semalam. Hanya itu satu-satunya kain yang menempel di badanku saat ini. Aku masih agak linglung ketika tiba-tiba pintu kamar dibuka dari luar. Mas R