Restoran itu diselimuti cahaya elegan, berlapis aroma anggur merah dan lilin yang terbakar pelan di meja-meja. Suara biola mengalun lembut di sudut ruangan, dan meski nada itu gemulai, tetapi cukup untuk membuat jantung Marina berdetak cepat tanpa sebab. Ia tidak tahu apa yang lebih menegangkan. Tatapan para pelayan yang seolah menilainya, atau sosok pria yang kini duduk di meja tengah, menatapnya seperti seseorang yang sedang mengamati sebuah karya seni. Draco berdiri ketika Marina datang. Tubuhnya menjulang tegap, berbalut jas hitam yang jelas dipotong serta dijahit rapi penuh kemewahan. Di mana jas Brioni tersebut menyembunyikan otot yang terasa hidup di balik kain mahal. Rambutnya cokelat gelap dengan sedikit gelombang di ujung. Mata cokelatnya terlihat dingin, walau jelas ada b

