9. Jealous?

1070 Words
Lucas mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimum usai pertemuan mereka dengan Adam Sanders, Clarie yang duduk di sebelahnya merasa takut. Entah apa yang terjadi pada bosnya saat ini. Mobil itu berhenti di basement apartment Lucas. Pria itu membanting pintu mobil sehingga menimbulkan bunyi debam yang nyaring. Clarie hampir saja terlonjak terkejut dibuatnya. Gadis itu mengekori langkah bosnya yang lebar menuju lift. Clarie tidak tahu mengapa dia bisa mengikut ke sini, ke apartment pria itu seharusnya dia pulang ke flat-nya. Clarie berdiri diam di luar lift sementara Lucas sudah berada di dalam, menunggunya. “Masuk, Miss. Evans!” titahnya dengan suara dingin. Clarie pun melangkah masuk ke dalam lift yang hanya ada Lucas di dalamnya. Gadis itu berdiri di sebelah pria yang saat ini tengah diliputi aura yang berbeda. Entah marah atau apa, dia sama sekali tidak mengerti dengan perubahan yang tiba-tiba saja terjadi pada bosnya itu. Memang saat pertemuan dengan Adam Sanders tadi, Lucas terlihat kaku dan cuek. Mungkin pembawaannya memang seperti itu, karena ini pertama kali Clarie menemani Lucas bertemu dengan kliennya. Lift mulai bergerak naik, Clarie menahan napasnya berharap dia akan baik-baik saja saat ini. Tak berapa lama kotak baja itu berhenti di lantai sepuluh di mana letak lantai apartment milik Lucas berada. Lucas membuka pintu unit apartemennya, dengan sigap langsung membopong tubuh Clarie ke atas pundaknya. “Argh!” Clarie terkejut dengan perlakuan pria itu yang tiba-tiba. Lucas membuka pintu kamar dan langsung menjatuhkan tubuh Clarie kasar ke atas ranjang king size-nya. “Are you crazy?!” pekik Clarie dengan napas naik turun. Lucas tidak menanggapi pertanyaan Clarie, memilih menarik lepas dasinya, melempar jasnya sembarang, dan membuka kancing kemejanya satu persatu. Clarie menatap nanar pria yang tengah diburu oleh emosi itu. Lucas telah topless menampilkan d**a bidangnya yang seketika membuat Clarie meneteskan air liurnya. Lucas memandang Clarie dengan tatapan lapar, kemudian pria itu melangkah perlahan naik ke ranjang. Menarik lepas high heels gadis itu dan melemparnya asal. Lucas membelai kulit kaki Clarie yang lembut dan halus sampai ke paha dalam gadis itu. Darah Clarie berdesir halus ketika jemari tangan Lucas membelai kulitnya. “Kau yang membuatku gila, Miss. Evans,” bisik Lucas sembari memagut bibir gadis itu dengan kasar. Clarie bergerak gelisah di atas ranjang, dia kewalahan dengan ciuman kasar pria itu. Gadis itu menyentuh wajah Lucas memintanya untuk tenang. Sedetik kemudian Lucas pun memperlambat gerakan bibirnya, ciuman mereka lembut dan hangat. Setelahnya, sekujur tubuh Lucas berdenyut-denyut dipenuhi gairah. Lucas berjuang sekuat tenaga melepas pakaian yang dikenakan Clarie. Clarie memeluk leher Lucas dan mendesah pelan. Dia akui sangat menginginkan pria itu juga. Rintihan-rintihan lembut yang keluar dari bibir Clarie membuat pria itu semakin bernafsu. Lucas tau bahwa gadis itu pun sudah siap ingin bercinta dengannya. Lucas berhasil membuka seluruh pakaian Clarie sehingga membuat gadis itu kini polos tanpa sehelai benangpun. Selanjutnya pria itu pun melepas celana kain yang masih dikenakannya. Lucas memeluk tubuh Clarie, kulit gadis itu terasa lembut bagaikan sutera. Lalu, sambil menahan napas Lucas menghujamkan dirinya dalam-dalam. Lucas mengerang, bersamaan dengan Clarie yang mendesah. Kenikmatan yang mereka rasakan begitu luar biasa, sehingga masing-masing ingin lebih lama merasakannya. Clarie berinisatif mengangkat kakinya dan melingkarkan di pinggang Lucas, membuat kenikmatan yang mereka rasakan semakin dahsyat. Selanjutnya, Lucas menggerak-gerakan tubuhnya dengan ganas. Clarie memekik penuh kepuasan, Lucas menyusul tak lama kemudian. Gairah mereka meledak tak tertahankan. “Akh ... Clarie ...!" Lucas meneriakan nama gadis itu bersamaan dengan gelombang gairah yang menderanya. Keduanya kembali berciuman sambil berpelukan mesra. Napas Clarie memburu, degup jantungnya pun berdetak lebih cepat. Lucas memeluk tubuh Clarie dengan lembut, perlahan-lahan degupan jantung gadis itu pun mulai kembali teratur. Lucas merasa semua yang dia alami bersama Clarie adalah hal yang sangat luar biasa. Dia menyesal mengapa tidak sejak dulu dia mengikat gadis itu. *** “Jangan menatapku seperti itu!” ujar Lucas ketus. “Seperti apa?” tanya Clarie tak paham dengan ucapan pria di sebelahnya. Saat ini mereka tengah berada di dapur menikmati makan malam yang dipesan dari restoran cepat saji. Ya, mereka kelaparan setelah pergulatan panas mereka di ranjang sepanjang sore ini hingga menjelang malam. “Seakan ingin menerkamku hidup-hidup," kata Lucas sembari memasukan potongan ayam ke mulutnya. Clarie tertawa kecil mendengar ucapan Lucas barusan. “Ada apa denganmu tadi?” tanya Clarie seraya jemarinya membelai rahang tegas pria itu yang sudah mulai banyak ditumbuhi bulu-bulu halus. Lucas mengerang. Kemudian menghentikan kunyahannya dan mengambil gelas yang berisi air, lalu meneguknya hingga separuh. “Entahlah,” katanya tak acuh sembari menaruh gelas yang airnya tinggal setengah. Dia pun tak mengerti dengan dirinya tadi mengapa bisa dikuasai oleh amarah. Cemburu lebih tepatnya. Clarie tak ingin memaksa Lucas untuk menjelaskan tentang sikapnya tadi. Yang dia tangkap adalah pria itu tengah dilanda cemburu karena Adam Sanders banyak memuji dirinya saat dipertemuan tadi siang. Namun, rasa-rasanya tidak mungkin bila Lucas cemburu, memang siapa dirinya pantas dicemburui oleh pria itu. Clarie melangkah ke wastafel mencuci peralatan bekas makan mereka. Gadis itu hanya memakai kemeja milik Lucas yang kebesaran tanpa memakai apa-apa lagi di dalamnya. Tanpa diduga, Lucas menghampiri Clarie dan memeluknya dari belakang. Gairahnya kembali bangkit tatkala menatap tubuh belakang Clarie, gadis itu tampak seksi hanya dengan mengenakan kemeja miliknya saja. Clarie mendesah tatkala jemari pria itu membelai lembut kulit paha dalamnya. Kemudian satu jari Lucas masuk ke dalam inti dirinya dan bermain di sana. ‘Masih kurang puaskah dia?’ batin Clarie bertanya. Padahal tadi mereka sudah bermain beberapa kali hingga mereka kelaparan, dan saat ini pria itu masih menginginkan dirinya lagi. “Kita akan bermain di sini,” bisik Lucas di telinga Clarie. Gadis itu tidak menyahut ucapan Lucas, dia hanya sedang berperang melawan gairah ulah jari sialan milik pria itu yang tengah mengobrak-abrik pusat dirinya. Lucas melepas jarinya dari pusat gairah Clarie dan menarik tubuh gadis itu menjadi membungkuk, tanpa aba-aba langsung menghujamkan miliknya yang juga sudah menegang dalam-dalam ke inti kewanitaan gadis itu. Clarie menjerit. Lucas mengerang oleh kenikmatan yang kembali mendera keduanya. Clarie hampir tumbang, dengan sigap Lucas meraih tubuh gadis itu dan memeluknya erat. Lucas benar-benar tidak pernah puas dengan tubuh Clarie yang membuatnya candu. Tiap kali dia memasuki gadis itu dia tidak pernah ingin berhenti, selalu ingin terus berada di dalamnya. Clarie mengerang tak mampu menahan dorongan-dorongan milik pria itu yang semakin kuat menghujam ke pusat tubuhnya. Tubuh Clarie bergetar hebat, akibat gelombang gairah yang baru saja menerpanya. Kakinya lemas seakan tak bertulang, tangannya bertumpu pada tepian wastafel. Lucas melepaskan miliknya dari kewanitaan Clarie dan langsung mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya ke kamar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD