Kafka baru selesai melalukan proses syutingnya dan segera mengambil hpnya. Ada beberapa pesan dari Safira isteri yang sangat ia rindukan saat ini. Ia memberitahu Kafka bahwa ia berhasil lulus dan sekarang sedang makan bersama dengan keluarganya. Kafka tahu bagaimana wajah bahagia isterinya itu. Dan Kafka tidak mau kebahagian itu pergi dari Safira. Ia tak ingin wajah sedih Safira terlihat disana gara-gara permasalahan masa lalu keluarga mereka. Kafka harus melakukan cara apapun agar tak membuat Safira bersedih bahkan merasa bersalah dengan kisah masa lalu keluarga mereka. Dan Kafka mencari nama seseorang di hpnya. Dan ia pun segera menghubunginya. Karena untuk saat ini hanya orang ini yang dapat membantunya.
"Halo, Kak Mila bisa bantu aku." kata Kafka ketika menelepon Kakaknya
Kafka pun segera meminta bantuan kepada Kakaknya. Karena sang kakaklah yang dapat membantunya saat ini. Sambil ia memikirkan cara lain untuk mengatasi semua permasalahan ini.
Safira baru saja sampai di apartemennya. Ia baru saja pulang makan malam dengan keluarga barunya. Disana ada daddynya, Kak Alex, Dyandara, Bianca dan juga Arian pacarannya. Banyak sekali obrolan yang mereka bicarakan. Dan untuk pertama kalinya Safira merasakan makan malam yang indah bersama keluarganya. Dan ia tak sabar untuk mengulanginya. Ia begitu bahagia hari ini. Selain ia berhasil jadi sarjana tapi untuk pertama kalinya makan bareng dengan keluarganya. Sesuatu yang sangat ia impikan selama ini.
Safira merasa Tuhan begitu baik kepadanya. Tanpa terasa air mata jatuh dari mata indahnya. Bukan air mata sedih tetapi air mata bahagia. Rasanya ia ingin membagi kebahagiannya kepada Kafka. Safira pun mencari nama Kafka di phone booknya untuk menelepon suaminya. Ada rasa khawatir yang menghinggapi Safira karena dari tadi sang suami tidak bisa dihubungi. Semua telepon dan pesannya tidak dibalas sama sekali oleh sang suami. Dan itu membuat Safira khawatir. Dan perasaannya jadi tidak enak.
Ketika sedang berusaha menelepon Kafka tapi tak juga terhubung. Rasa cemas mulai menjalar tak seperti biasa hp Kafka mati. Sedari tadi juga ia telepon juga tidak diangkat. Safira merasa khawatir dengan Kafka. Ia takut terjadi sesuatu pada Kafka. Safira pun tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Sampai suara ketukan pintu apartemennya membuyarkan lamunannya. Dengan malas Safira melangkah menuju pintu rumahnya. Ketika dibuka ternyata Kak Mila yang berada disana. Tapi Safira merasa mimik wajah Kak Mila khawatir.
" Kak Mila." Panggil Safira bingung
"Tumben Kak Mila malam-malam datang kesini? Ada apa kak?" tanya Safira yang bingung atas kedatangan kakaknya
Sang kakak tak menjawab pertanyaan Safira. Dan itu membuat Safira tambah bingung dan sedikit khawatir.
"Apa ada yang terjadi di rumah mama? Mama Baik-baik aja kan kak? Kak Mila ada apa?" Tanya Safira masih dengan kebingungannya
Apalagi Kakaknya ini ga mau ngomong apapun. Dan itu semakin membuat Safira bingung dan khawatir.
"Kakak boleh masuk? Ada hal penting yang mau kakak sampaiin sama kamu." Kata Kak Mila dengan mimik serius
"Ayo kak masuk dulu."kata Safira mengajak kak Mila masuk
" Kak ini tehnya diminum dulu.". Kata Safira membuatkan sang kakak teh
" Makasi Fir." Kata Kamila sambil meminum tehnya
"Ka sebenarnya ada apa? Apa hal penting yang mau kakak sampaiin sama aku. Aku mohon Kakak ga usah sembunyikan apa-apa dari aku." Kata Safira serius
Kak Mila menghela nafas dan mulai berbicara.
"Fira tadi kakak dapat telepon dari manajer Kafka di London. Dan manajer Kafka bilang kalau Kafka mengalami kecelakaan di London." kata Kak Mila dengan wajah yang serius
Wajah Safira menampakkan keterkejutan dan ketakutan ketika Kak Mila cerita kalau Kafka mengalami kecelakaan. Tiba-tiba pikiran kosong dan bisa berpikir sama sekali. Hingga kak Mila yang menyadarkannya dan menyarankannya untuk segera terbang kesana. Karena Kak Mila sudah mempersiapkan semuanya.
Dan disinilah Safira berada di bandara. Ia akan berangkat ke London. Berhubung tiket yang ada cuma ada 1 jadi Safira saja yang berangkat kesana.
" Fira dengerin Kakak, kamu harus tetap tenang. Kak Mila udah telepon Boy buat jemput kamu di bandara. Maaf Kakak ga bisa nemenin kamu disana." kata Kak Mila memberi penjelasan pada SafiraAkhirnya
"Ya ga papa Kak. Fira bisa sendiri dan makasi kakak udah cariin aku tiket." kata Safira dengan ekspresi blank
Kak Mila lalu memeluk Safira memberikan kekuatan padanya. Karena ia tahu yang bisa ia lakukan saat ini hanya ini. Dan ia berharap semuanya akan baik-baik aja. Tak berapa lama pesawat yang akan membawa Safira ke London akan berangkat. Safira pun segera segera masuk ke pesawat setelah memeluk Kak Mila.
"Fira baru aja berangkat. Gue ga tega lihat wajah Safira yang penuh ketakutan dan khawatir. Bahkan ia terlihat sangat pucat waktu gue bilang kalau loe kecelakaan. Gue harap cara loe bisa berhasil. Dan kalau sampai Fira kenapa-napa loe orang pertama yang bakal gue hajar." kata Kak Mila dengan emosi berbicara pada seseorang diseberang sana
"Gue tahu kak. Gue juga ga bakal buat Fira kenapa-napa. Gue juga ga tega harus buat kayak gini. Tapi untuk saat ini hanya ini cara yang terpikirkan sama gue. Sekali lagi gue hutang budi sama loe Kak." kata Kafka di seberang telepon
Kamila menutup telepon dari Kafka. Ia harap semuanya baik-baik saja. Semoga rencana yang adiknya buat bisa lancar. Dan mereka bisa selalu bersama. Karena Kamila sangat menyayangi mereka berdua.