Reza tak mampu lagi menopang tubuhnya, kakinya terasa sangat lemas. Tubuhnya merosot ke bawah, terduduk di pojok luar rumah Irish lalu menangis dalam diam sembari menyentuh dadanya yang terasa berdenyut nyeri. Ini adalah tangisan terpilu yang pernah ia rasakan, dulu saat Al merebut gadis yang ia sukai semasa kuliah terasa tidak sesakit ini. Kenapa saat ia kehilangan Irish rasanya begini? "Lo gak papa?" Sebuah suara masuk ke gendang telinganya, Reza mencoba untuk meredamkan suaranya agar tak terdengar. Ia tidak mau ada orang yang melihatnya menangis. Dengan gerakan kasar ia mengusap air matanya untuk menghapus kesedihannya. Usai itu ia langsung berbalik, menatap seseorang yang berdiri dengan tegap di belakangnya. "Gak papa," jawab Reza dengan suara yang serak. Dinda tidak tahu lagi harus